TAFSIR QS. (2) AYAT 109

6 0 0
                                    


وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْ بَعْدِ إِيْمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِّنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ 

"Sukalah kebanyakan Ahlul-Kitab itu kalau (dapat) mereka mengembalikan kamu sesudah iman menjadi kafir, karena dengki dari dalam diri mereka, sesudah nyata kepada mereka kebenaran. "(pangkal ayat 109).

Maka kalau baru sehingga tidak suka jika kaum beriman beroleh kebaikan , belumlah begitu berbahaya. 

Tetapi kalau mereka telah mulai berusaha agar kamu kembali menjadi kafir, ini sudah lebih berbahaya. Kalau semata-mata tidak suka kaum beriman mendapat kebaikan, itu namanya masih pasif. Tetapi kalau sudah berusaha menarikmu kembali kedalam suasana kekafiran, itu namanya sudah mulai aktif. Artinya sudah mulai dijadikan usaha. Perasaan hati mereka tidak mereka benamkan lagi, tetapi telah dijadikan rencana. Yang menjadi sebab yang pokok ialah karena dengki. Hal itu wajib, sewajib-wajibnya oleh kaum yang beriman, supaya tetap awas dan waspada. Dan hendaklah senantiasa kamu perdalam imanmu, perkuat agamamu. Kalau imanmu bertambah kuat, usaha mereka itu tidaklah akan berhasil. Hanya orang yang bodoh yang akan suka mengganti kembali Allah Yang Maha Esa dengan berhala atau dengan kemegahan dunia yang fana. 

فَاعْفُوْا وَ اصْفَحُوْا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

"Maka beri maaflah mereka dart biarkanlah , sehingga Allah menunjukkan kuasa-Nya."

Sebab orang yang beriman sejati tidaklah akan mempan oleh usaha Ahlul-Kitab itu untuk mengkafirkan mereka kembali. Iman kepada Allah adalah Nur, dan pendirian yang mereka ajak kembali supaya dipakai itu ialah Zhulumat (gelap). Cobalah perhatikan nanti bagaimana Allah memperlihatkan kuasa-Nya; bagaimana gagalnya usaha mereka. Dengan sikap mereka mengajak kembali kepada yang gelap itu, mereka sebenarnya telah menentang kehendak Allah. Yaitu Allah yang menguasai seluruh langit dan bumi. Mereka yang kafir itu hanya memandang  yang disekeliling mereka saja. Mereka tidak memandang jauh dan tidak mau insaf bahwasanya pendirian yang salah dan bathil yang mereka pertahankan itu akan hancur. Dan itu hanyalah soal waktu belaka. Orang yang beriman diperintahkan Tuhan supaya membiar - kan mereka, artinya jangan gelisah. Tuhan memesankan:

فَاعْفُوْا
"Beri maaf mereka!"

Sebab mereka itu bodoh; jangan kamu lekas marah. 

وَ اصْفَحُوْا
"Dan biarkanlah mereka. "

Sebab di dalam perjuangan menegakkan kebenaran dihadapan kebatilan, yang akan menang ialah barangsiapa yang lebih panjang nafasnya. Biarkanlah mereka. Sebab mereka segera akan kehabisan tenaga dan akal berhenti dengan sendirinya. Pada waktu itu kamu akan melihat betapa Allah memperlihatkan kuasaNya. Jangan kamu terpesona oleh gelagak buih ketika hari banjir ! Banjir akan segera reda, dan buih akan hilang disirnakan angin. 

إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

"Sesungguhnya Allah atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Kuasa. " (ujung ayat 109).

Tuhan Allah yang menguasai langit dan bumi yang begitu besar dan luas pada pandangan kita manusia, maka bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa itu, soal kekufuran orang yang kafir itu hanyalah sekelumit soal kecil saja. Mudah sajalah bagiNya memutarkan keadaan.

Kadang-kadang daripada yang tidak disangka-sangka. Dan itu selalu kejadian dan beberapa kali dialami oleh Rasul s.a.w dan tiap orang yang beriman. Ingatlah bagaimana orang Quraisy berusaha hendak mengepung Rasul dan hendak membunuhnya. 

Ingatlah kisah kejadian-kejadian kecil yang terjadi seketika beliau bersembunyi di dalam gua. Kekuasaan siapa yang menghambat mata mereka, sehingga mereka tidak merungkuk kan kepala di pintu gua, sehingga mereka tidak melihat Rasul dan sahabatnya Abu Bakar yang tengah sembunyi, sedang Rasul dan Abu Bakar melihat kaki-kaki mereka sehingga lutut ? Oleh sebab itu maka yang amat penting ialah memperteguh hati. 

TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang