TAFSIR LENGKAP QS (2) AYAT 33

67 0 0
                                    

Sekarang Tuhan menghadapkan pertanyaanNya kepada Adam :

قَالَ يَا آدَمُ أَنبِئْهُمْ بِأَسْمَآئِهِمْ 
"Berkata Dia : Wahai Adam ! Beritakanlah kepada mereka nama-nama itu semuanya. " (pangkal ayat 33) 

Oleh Adam titah Tuhan itupun dijunjung. Segala yang ditanyakan Allah dia jawab, dia terangkan semuanya di hadapan Malaikat banyak itu.

فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَّكُمْ إِنِّيْ أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ أَعْلَمُ مَا تُبْدُوْنَ وَ مَا كُنْتُمْ تَكْتُمُوْنَ 
"Maka tatkala diberitahukannya kepada mereka nama-nama itu semuanya berfirmanlah Dia : Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku lebih mengetahui rahasia langit dan bumi, dan lebih Aku ketahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan. " (ujung ayat 33).

Dan merenung ayat ini, ahli-ahli tafsir dan kerohanian Islam mendapat kesimpulan bahwasanya dengan menjadikan manusia, Tuhan Allah memperlengkap pernyataan kuasaNya. 

Mereka namai tingkat-tingkat alam itu menurut tarafnya masing-masing. Ada alam Malaikat yang disebut Alam Malakut sebagai kekuatan yang tersembunyi pada seluruh yang ada ini. 

Ada pula Alam Nabati, yaitu alam tumbuh-tumbuhan yang mempunyai hidup juga, tetapi hidup yang tidak mempunyai kemajuan. 

Ada Alam Hayawan, yaitu alam binatang yang hidupnya hanya dengan naluri belaka (instinct, gharizah) dan lain-lain sebagainya. 

Maka diciptakan Tuhanlah manusia, yang dinamai oleh setengah orang Alam Insan atau Alam Nasut.

Maka penciptaan Insan itu lainlah dari yang lain. Kalau Malaikat sebagai salah satu kekuatan bersembunyi dan pelaksana tugas-tugas tertentu, dan kalau alam hayawan (hewan) hanya hidup menuruti naluri, maka insan diberi kekuatan lain yang bernama akal. 

Insan adalah dari gabungan tubuh kasar yang terjadi daripada tanah dan nyawa atau roh yang terjadi dalam rahasia Allah termasuk di dalamnya akal itu sendiri. Dan akal itu tidak sekaligus diberikan, tetapi diangsur, sedikit demi sedikit. Mulai lahir ke dunia dia hanya pandai menangis, tetapi kelak, lama- kelamaan, dia akan menjadi sarjana, dia akan menjadi Failasuf, dia akan mengemukakan pendapat-pendapat yang baru tentang rahasia alam ini. 

Bahkan dia akan membongkar rahasia alam yang masih tersembunyi, untuk membuktikan kekayaan Allah. Dan dia akan menjadi Nabi. Tuhan menciptakan manusia menjadi alatNya untuk menyatakan kekuasaanNya yang masih Dia sembunyikan dalam alam ini.

Bukan karena Malaikat tidak sanggup berbuat demikian. Tetapi karena Tuhan telah menentukan tugas dan ilmu yang tertentu buat Malaikat pula. Takdir Ilahi, sebagai diakui oleh jawaban Malaikat itu adalah Maha Bijaksana.

Untuk itulah manusia atu dijadikan khalifah. Karena tugas menjadi khalifah itu memang berat, maka manusia itupun selalu dipimpin. Ttu sebab dikirim kelaknya Rasul-rasul dan wahyu, sehingga pantaslah sebagaimana tersebut di dalam Surat al-Qiyamah (Surat 75, ayat 36) :

أَ يَحْسَبُ الْإِنْسانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدىً 
"Apakah manusia menyangka bahwa dia akan dibiarkan percuma?" (al-Qiyamah : 36) 

Akan dibiarkan menjadi khalifah dengan tidak ada tuntunan ? Dengan demikian bukanlah Tuhan tidak tahu bahwa akan ada kerusakan dan pertumpahan darah, sebagai yang disembahkan oleh Malaikat itu. 

Bahkan pengetahuan Malaikat tentang itupun adalah dari Tuhan juga. Tetapi kerusakan tidak akan banyak, jika dibandingkan dengan manfaat bagi alam. Dan penumpahan darah niscaya akan terjadi juga tetapi bumi akan mengalami perubahan besar karena pekerjaan dan usaha daripada makhluk yang dilantik menjadi. khalifah ini.

TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang