It's A Lovely Night #10

1.5K 109 23
                                    

Marc berjalan beriringan bersama Mia disampingnya. Mia memang menyuruh Marc untuk memarkirkan mobilnya di depan toko topi yang baru saja mereka sambangi. Dari sudut matanya, Marc mencuri-curi pandang pada Mia. Topi bulat panjang yang Mia pakai pun tidak menghalangi cahaya bulan yang mengenai wajah cantiknya.

"Apa yang membuatmu senang berjalan-jalan di tengah ramainya kota malam-malam seperti ini?" tanya Marc penasaran.

"Aku tidak tahu. Aku sangat menyukai keramaian."

"I don't get it," jujur Marc.

"You know, seperti bergembira, teriakan, sorak-sorai," Mia memperjelas. Marc masih saja memasang wajah bloonnya.

Mia menggeleng-gelengkan kepalanya. Tanpa menunggu persetujuan, Mia menarik tangan Marc dan berlari entah menuju kemana. Yang ia tahu, Mia sangat pintar untuk melewati barisan rapat orang-orang yang sedang berlalu lalang.

Tiba-tiba Marc mendengar sebuah suara musik. Tanpa perlu menebaknya, Marc sangat yakin suara musik itu berasal dari musisi jalanan yang gemar bermain di sepanjang trotoar.

Seperti tebakan, Marc mengira Mia akan berhenti disana. Mia yang melepas topinya dan ia pakaikan di kepala Marc begitu pula dompetnya membuatnya seperti cowok macho sekaligus feminim. Dalam benak Marc berpikir, apa yang akan gadis ini lakukan?

Hasrat untuk tertawa menghinggapi Mia ketika melihat Marc mengenakan topinya. Ia mulai berjalan menjauh dan ia berdansa di tengah jalan yang entah kenapa tiba-tiba saja tidak ada kendaraan yang lewat. Marc yang melihat gerakan tarian Mia bahkan sampai tidak bisa mengedipkan mata. Marc kagum, gadis ini seperti tidak mempunyai rasa malu saja, tetapi ia memang sangat berbakat.

"You got the invitation. You got the right address. You need some medication? The answer's always yes. A little chance encounter. Could be the one you've waited for." Mia mulai membuka suara. Tak perlu banyak waktu, banyak pejalan kaki yang mulai memandangi mereka. Walaupun demikian, Marc tidak terpikirkan untuk menutupi wajahnya dengan topi. Suara para pemain musik semakin pakem menyadari keberadaan Mia sangatlah menguntungkan.

"Just squeeze a bit more. Tonight we're on a mission. Tonight's the casting call. If this is the real audition." Mia melangkah maju dan menggapai tangan Marc.

"Oh My God, tolong aku," bisik Marc pada dirinya sendiri. Tarikan tangan Mia sangat kuat sampai Marc harus meletakkan topi dan dompetnya pada seseorang disana. Marc disini merasakan sesuatu yang mengerikan akan terjadi sekarang, saat ini juga.

"You make the right impression. Then everybody knows your name." Pintar sekali Mia membuat lirik seperti itu dihadapan Marc sekarang.

Mati Marc. Dia tidak bisa berdansa seperti yang Mia lakukan. Tetapi tidak menutup kemungkinan Marc untuk berusaha. Dia mengamati sejenak bagaimana gerak tubuh Mia. Tetapi nihil, tidak ada yang bisa ia salin satupun dari gerakan tersebut.

Marc mengangkat tangan dan berkacak pinggang mengamati Mia. Ia menyerah, Marc menyerah, alien ganteng menyerah, mas jomblo menyerah.

"Someone in the crowd could be the one you need to know. The one to finally lift you off the ground. Someone in the crowd could take you where you wanna go. If you're the someone ready to be found." Mia menghentakkan kaki yang berbalut sepatu heels itu ke jalanan. Berbunyi khas decakan. Lihatlah bagaimana tangan dan kaki Mia bergerak secara sinkron. Seperti berkomunikasi satu sama lain tanpa perlu berbicara ataupun mengeluarkan kata-kata.

Musik semakin klimaks dan akhirnya berhenti tepat setelah Mia membungkukkan badan menutup penampilannya. Suara tepuk tangan menyusul setelah Mia kembali menegakkan badan. Beberapa penonton rela memberikan sebagian uang nya diberikan kepada orang-orang musisi jalanan itu.

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang