Not This Time #31

828 74 23
                                    

Mia sontak ikut berdiri dan menoleh pada Marc. Pria itu sedang menatapnya tersenyum jahil, sepertinya Marc sudah tahu jika dirinya akan segera presentasi di depan. Biasa aja natapnya bisa gak sih, Marc? Aku kan merasa tujuh belas kali lebih syantik dari Mimi Peri, Angelina Jolie, dan Katy Perry.

Setelah Mia berdiri di samping Steve dengan anggun dan tidak malu-maluin karena penampilannya yang cantik dengan rambut yang ia kuncir menggembul ke belakang seperti sanggul dan baju yang sangat feminim terutama high heels-nya, membuat Mia tidak terlalu pendek jika disandingkan dengan Steve, pun akhirnya buka suara. Di sisi lain, Marc menerka-nerka bahwa pria yang menarik Mia dengan pandangannya tadi pasti bosnya.

"Good morning Ladies and Gentleman," sapa Steve sebagai pembuka. "Sebelumnya kami ingin meminta maaf karena kehadiran kami yang terlambat karena kami kesulitan mencari tempat ini. Aku yang tidak tahu tempat ini, actually." Sebuah kekehan datang dari mereka para pria berjas yang rata-rata berusia empat puluhan.

 "Tetapi gadis cantik yang ada di sebelahku ini pernah ke Madrid tetapi ia masih juga lupa. Dasar," penjelasan Steve tentu lebih mengundang tawa dari semuanya. Tak terkecuali Marc. Mia menangkap wajah itu, ahhh Mia merindukannya.

"Namaku Steve Robert Evans yang dengan senang hati akan bekerja sama dengan kalian semua. Dan wanita cantik di sebelahku ini, yang sudah menjadi pacarku selama satu tahun belakangan dan suatu saat aku dan dirinya pasti akan melangsungkan pernikahan, adalah asistenku. Dia yang terbaik. Mia Stone." Mia yang sebelumnya tersenyum manis dan tiba-tiba mendengarkan kalimat terakhir yang keluar dari mulut busuk Steve itu langsung melemparkan tatapan tajam. Terdengar suara 'ohh' manis dari semua orang disana, bagaimana tidak? Mereka adalah sepasang bos dan asisten yang akhirnya jatuh cinta.

'What the fuck did you say?' satu kalimat yang dapat Mia lontarkan dari matanya. Steve mendapati pesan tersebut tetapi ia memilih untuk tetap berjalan pada rencananya. Tunggu, rencana?

Mia langsung mengarahkan pandangannya pada Marc. Pria yang sedari tadi tersenyum itu kini melihat dirinya dengan pandangan penuh tanya hampa dan kekecewaan.

"Aku tidak tahu apakah dia sudah jatuh cinta lagi dengan pria lain atau tidak. Tetapi yang aku tahu pasti, dia sangat mencintaiku dan tidak akan pernah bisa berpaling dariku," mendapat respon yang baik dari para pejabat-pejabat perusahaan ini, Steve melanjutkan aksinya. Ia melirik Mia yang ada di sampingnya, seperti dugaannya, wanita itu sedang melirik pria di ujung meja sana, oh ternyata benar, pria tersebut bernama Marc?

"Kalaupun bisa, aku ingin melamar dia sekarang," terdengar suara tepuk tangan kini, Steve merasa menang kali ini, "Tetapi, dia lebih memilih untuk mengejar impiannya dahulu lalu biarkan aku melamarnya besok."

"No, it's not true. Itu tidak benar," potong Mia berseru dengan nafas tersengal-sengal karena panik dan debaran jantung yang semakin keras yang seperti menghantam tulang rusuknya. Kenapa Steve melakukan ini semua? Apakah dia sedang mencari sosok Marc yang sudah ia ketahui ternyata mempunyai hubungan dengan dirinya sebelumnya? Apapun itu Steve, aku bertambah membencimu, batin Mia gusar.

Ucapan Mia tadi membuat 'sang penonton drama' mentautkan alisnya dan terheran-heran. Begitu pula Marc. Mia yang mengatakan hal itu dengan keras dan tiba-tiba sampai membuat kucing tetangga langsung hamil sepuluh ekor anak.

"Oke, langsung saja. Kami sudah memperkenalkan diri dan akan kami tayangkan program kerja dariku selama satu periode ke depan." Steve langsung memotong adegan dramanya sendiri. Ingin hati Mia menjelaskannya pada mereka, tetapi betapa pintarnya Steve dalam memainkan drama. Mia tidak habis pikir, apakah semua pria di dunia ini pintar ber-akting? Lambe turah, huh!

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang