Versace On The Floor ❤ #86

1.9K 74 46
                                    

Perhatian!

Sebelum membaca part di bawah, bisa membaca part sebelumnya karena saling berhubungan agar tidak mengalami kerancuan jalan cerita! ^^

Perhatian!

Cerita berikut mengandung unsur dewasa 20+ dan bahasa yang kuat. Di mohon kebijaksanaan para pembaca ^^

Baru beberapa langkah Marc dan Mia berjalan dari pintu masuk, seluruh keluarga Marquez berhamburan keluar dari sarangnya masing-masing. Bahkan Alex yang sedang bermain PlayStation bersama Jose, pun menyempatkan diri membuat stik yang ia pegang untuk di terbangkan ke sembarang arah dan menghampirinya.

"Hei cantik, senang kau bisa kembali," goda Papa Julia memegang pundak kanan Mia dan tersenyum manis dibalik kacamata nya.

"Hey Dad." Papa Julia merasa aneh. Tumben sekali Mia memanggilnya dengan panggilan tersebut.

Marc ikut senang mendengarnya. Secara tidak langsung, Mia sudah mengumumkan jika di antara mereka berdua terdapat suatu hubungan serius untuk kedepannya.

"Lihat, siapa lagi yang datang." Alex seperti biasa, memeluk Mia sampai gadis itu kesulitan untuk bernafas.

"Selamat datang kembali, Mia. Aku takut jika Marc tidak akan pernah bisa bertemu lagi denganmu." Kini Mama Roser yang mendekap Mia dalam pelukan hangatnya. Elusan punggung dari tangan Mama Roser sejenak membuat Mia merasa nyaman.

"Kau sebaiknya mandi," saran Jose pada Marc.

Marc yang masih memegangi tas punggung milik Mia pun menoleh. Ia mendapat tatapan sayu dari teman sekaligus asistennya tersebut.

"Aku akan menikah dengan Marc!" tandas Mia girang.

"Apa???" seru mereka semua bersamaan.

Mia yang terlonjak kaget tidak tahu harus berkata apa. Ia secara bergantian mengamati ekspresi keluarga yang sedang berdiri di hadapannya tersebut. Tidak ada drama, murni keterkejutan.

"Marc tidak mengatakan pada kalian?" tanya Mia menyatukan giginya sehingga perkataannya tidak terlalu kentara untuk di dengar.

"Marc, ternyata kau tidak bercanda, ketika mengatakan mereka tidak tahu tentang ini?"

Marc terkekeh dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Marc merasa ia seperti Young Lex yang mendapat sorot tatapan tajam dari para haters, yang menjelma menjadi keluarganya.

***

"Kalau kau mengatakan sebelumnya, kami pasti memasakkan kalian makanan yang enak untuk merayakan keberanian Marc yang melamar wanita." Marc merasa tersindir dengan ucapan ayahnya.

"Yee, aku selalu berani," balas Marc tak kalah nyinyir. Ia merasa malu di hadapan Mia. Mereka semua tertawa mendengarnya.

Mia hanya bisa tersenyum. Saat ini ia merasa Marc seperti anak kecil yang perlu di momong saja. Wajahnya yang ia tekuk, bibirnya yang ia majukan karena pundung, dan alis tebalnya yang ia pertemukan satu sama lain.

"Mia, aku minta maaf." Terdengar satu celetukan suara dari sebelah kanan Mia.

Suara bass itu, suara yang lebih maskulin daripada Marc terdengar. Mia sangat menghafalnya. Dulu suara itu sangat ia benci. Hasrat hati Mia tidak sudi menoleh, tetapi etika kesopanan Mia sedang ia pertaruhkan di hadapan kedua calon mertuanya itu.

"Hmm?" Mia mencoba beramah tamah, tetapi rasanya sulit juga untuk mengubur rasa dongkol di hati.

"Aku minta maaf karena ... aku tidak pernah bisa ... melakukan hal yang ... baik padamu," sejenak Jose berdehem menjernihkan suaranya. Ia terlihat terbata-bata ketika menyusun kalimat itu. Pandangan matanya pun tidak berani menantang sorot mata Mia.

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang