City Of Stars #5

1.8K 144 29
                                    

Marc mulai berjalan dan benar saja. Walaupun tubuh Mia terlihat kecil seperti lidi di belah dua, tetap saja beratnya minta ampun. Anggap saja latihan sebelum tes pra-musim, batin Marc.

"Apakah aku berat?" tanya Mia sebagian was-was.

"Tidak. Aku terbiasa latihan dengan beban berat seperti ini." Hati Mia senang karena mendapat jawaban yang sesuai dengan kemauannya. Mana ada cewek yang rela dibilang berat dan gemuk oleh lelaki?

"Tapi, dari nada bicaramu kau seperti kelelahan menggendongku. Apa kau sedang jaim?"

"Kau sedikit berat sih," jawaban Marc kini mlenceng. Awas, sepatu heels siap melayang.

"Jadi, apa sekarang kita bisa saling mengenal satu sama lain?" celetuk Marc yang menggagalkan niat Mia.

"What is your name?" Marc berusaha bertanya dengan logat British yang ia buat. Mia terkekeh pelan mendengar bagaimana Marc mengucapkannya.

"Kau adalah aktor terburuk yang pernah aku temui," ejek Mia.

"Aku memang tidak berbakat untuk menirukan cara berbicara orang lain," aku Marc tersenyum.

"Mia Stone." Marc menoleh ke belakang sedikit karena agak terkejut dengan ucapan Mia yang tiba-tiba.

"Nama yang indah. Aku harap kau tidak mengarang nama yang indah itu."

"Shut up! Siapa namamu?" suara kekehan Mia yang serak-serak basyah membuat Marc merasa tenang.

"Marc Marquez Alenta. Lahir 17 Februari 1993. Umur 23 dan akan menjadi 24 dalam dua bulan."

"Memangnya aku bertanya tentang tanggal lahir dan umur mu?"

Tak ada jawaban dari pria bernama Marc ini. Walaupun Mia berada di punggung Marc, tetapi ia tidak ingin sepenuhnya menempel pada pria yang baru saja dikenalnya selama dua menit yang lalu itu. Mia samar-samar mencium bau rambut Marc, wangi seperti bunga lavender.

"Kenapa mereka seperti itu padamu?" celetuk Mia.

"Mereka?" Marc setengah menoleh pada Mia.

"Gadis-gadis yang tergila-gila padamu. Apa kau aktor atau bintang tv atau penyanyi? Jika dilihat secara fisik, kau tidak mungkin menjadi penyanyi. Untuk menjadi aktor, kau tidak terlalu tinggi sih." Mia membeberkan analisisnya. Marc melongos saat Mia mengatakan dirinya 'kurang tinggi' untuk menjadi aktor.

"Oke, itu membuat hatiku sakit. Aku bukan aktor atau bintang film dan penyanyi."

"Lalu? Hah, atau jangan-jangan kau tersangka kasus pencabulan ya?" Mia memegangi kedua pundak Marc berjaga-jaga apabila memang tuduhannya terbukti benar.

"Haha, tidak. Aku seorang pembalap. Tidak mungkin wajah tampan seperti ini menjadi tersangka kasus pencabulan." Mia lega, dia kembali melingkarkan lengannya pada Marc.

"Tampan? Huh. Pembalap Rally?"

"MotoGP," balas Marc singkat, padat, jelas. Sejelas penampakan mantan.

"Aku tidak pernah mendengarnya, balapan apa itu?"

Tidak ada lagi percakapan setelah itu, Mia sepertinya bukanlah tipe gadis yang cepat beradaptasi dengan seseorang yang baru dikenalnya, apalagi baru berkenalan beberapa menit yang lalu. Mia mendengar suara gemericik air berada di sekitarnya.

"Kau ingin beristirahat sebentar? Kita berhenti di atas jembatan dan duduk disana. Bagaimana?" tawar Marc.

"Aku tahu kau tidak terlalu kuat untuk menggendongku sampai ke hotel."

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang