Love Talking About Us #41

848 70 9
                                    

Maverick membantu Mia turun dari mobil dengan menggendongnya. Saat Maverick sedang mengambil tongkat kruk dari jok belakang, Mia membaca sebuah papan template yang tertempel di atas mereka. Sebuah bioskop?

"Kenapa kau membawaku ke bioskop?" tanya Mia menerima kruk dari Vinales. Dan mengapitkannya ke lengan kirinya.

"Ayolah, kuajari kau untuk menjadi aktris yang baik nantinya," ucapan Maverick membuat Mia tertawa pelan. Dasar pembalap sok tahu! Mana mungkin pria itu mengerti akan seni peran?

Maverick berjalan sembari memegang pundak Mia dan memapahnya. Saat sampai di lokasi ticketing, Mia terkejut. Maverick membawanya terus berjalan tanpa mempedulikan orang-orang yang sedang antri di barisan. Loh, enggak beli tiket dan antri seperti mereka?

Beberapa tatapan memang mengarah ke mereka. Tidak heran, sepertinya Maverick kini sedang menjadi headline bagi para pecinta MotoGP di negara itu.

"Kita tidak mengantri tiket?" tanya Mia tanpa memandang Maverick. Matanya masih menyapu orang-orang disana. Ia penasaran, sepertinya film yang sedang tayang memang sangat booming sekarang ini.

"Aku sudah membelikan tiket untuk kita berdua jauh-jauh hari," balas Maverick.

"Untung aku tidak berubah pikiran."

"Kau berpikir untuk melarikan diri hari ini karena kencan pertama kita?" ekspresi Maverick berubah seketika. Ia paham apa yang ada di pikirannya. Mia tertawa puas karena berhasil mengerjai pria itu.

"Tentu saja tidak. Aku tidak akan menolak ajakan pria yang baik," Maverick menghembuskan nafas tidak percaya ternyata Mia masih bisa bercanda setelah tubuhnya seperti babak belur begini.

"Wah, kita seperti orang penting saja. Berjalan tanpa ada hambatan." Mendengar hal tersebut, Maverick terkekeh pelan. Benar-benar berbeda, Mia sangat berbeda dari Kiara. Sesuatu yang istimewa yang tidak dimiliki mantannya itu.

Saat tiba di hall theater, lampu yang menyala tiba-tiba mati dan hal tersebut membuat Mia dan Maverick bingung kepayang. Mia tidak tahu tempat dimana ia duduk, terlebih lagi Maverick harus berusaha ekstra menuntun dan menjaga agar Mia tidak terjerembab terlebih ia memegang dua cup softdrink dan dua popcorn di tangannya. Hanya cahaya dari film yang mulai diputar.

"Apakah ini H10 tempat duduk kita?" celetuk Mia berbisik.

"Ya. Itu tempat dudukmu saja, kita tidak bisa menonton sambil berpangkuan bukan?" benar juga, haha.

"Aku benci ini, padahal aku sudah menghitung waktu agar kita tiba di hall theater saat lampu belum mati," gerutu Maverick dengan bergumam. Tetapi Mia dapat mendengarnya dengan jelas.

Mia meletakkan kruknya dan duduk di tempat nya dengan nyaman. Ia melirik Maverick yang bersusah payah membawakan dua popcorn dan dua softdrink sembari menuntunnya tadi. Duh, Mia merasa tidak enak hati.

"Maaf aku sangat merepotkanmu, Mack."

"Tidak tidak bukan maksud ku begitu, tetapi ah—" Maverick meletakkan softdrink miliknya dengan sembarangan dan akhirnya sukses tumpah di lantai. Hanya tersisa setengah di dalam botol ukuran medium tersebut.

Mia tidak bisa menahan tawanya. Tangannya bergerak untuk mengambil popcorn dan satu softdrink miliknya.

"Biarkan aku saja yang meminum softdrink yang tinggal setengah itu," tanpa meminta ijin, Mia mengambil softdrink setngah kosong dengan tutup terbuka itu dari genggaman tangan kanan Maverick.

"No, itu seharusnya milikku."

"Tidak apa-apa. Lagipula aku tidak terlalu menyukai softdrink kok. Terima kasih sudah membawakannya,." Mia menggoda Maverick dengan mengerlingkan matanya.

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang