Over You #43

803 66 8
                                    

Hari menjelang dini hari, tetapi jalanan Madrid masih saja ramai dengan gegap gempita perayaan tahun baru. Mia sadar bahwa Maverick yang menyetir mobil itu hanya berkeliling di tempat yang sama beberapa kali. 

Maverick berharap dan berusaha agar malam yang indah ini tidak segera berakhir. Ia masih ingin menikmati degupan jantung berirama bersama wanita yang ia sayangi duduk disampingnya.

"You and I will be young forever. You make me feel like I'm living up!" seru Mia mengikuti lirik musik yang sedang Maverick putar di dalam mobil. Mia tak lupa untuk meneguk sebotol bir yang ada di genggaman tangannya.

"Kau ingin?" tawar Mia menyodorkan bir tersebut. Maverick menggeleng pelan dan tersenyum.

"Aku sedang menyetir. Aku tidak ingin mabuk."

Sepertinya Mia sempoyongan dan pandangannya kabur, ia mulai mabuk. Ia sesekali tertawa tidak karuan. Tersirat rasa takut dan khawatir di hati Maverick melihat Mia seperti itu.

"Hoo dasar anak mamah," cibir Mia tidak sadar. Maverick menghembuskan nafas tersenyum memaklumi.

Mungkin sekarang saatnya untuk mengantarkan Mia pulang. Arloji yang ada di pergelangan tangan Maverick menunjukkan pukul dua pagi. Maverick dikejutkan dengan aksi Mia yang membuang botol bir itu ke luar jendela. Dan tentu saja sembarang arah. Semoga tidak ada polisi yang berjaga disana tadi.

"Kenapa kau membuang ke sembarang arah, dasar wanita mabuk!" tidak ada jawaban. Mia menunjuk wajah Maverick dan terkekeh.

"Kau sangat perhatian padaku. Aku menyukaimu Maverick." Tentu saja Maverick tidak langsung mempercayai apa yang Mia katakan. Saat seseorang dalam keadaan mabuk, setiap perkataan terkadang terdengar tidak terlalu meyakinkan.

Maverick menggendong Mia untuk berjalan kembali ke kamarnya di lantai lima. Tentu saja sangat merepotkan, ditambah Maverick harus membawa tongkat kruk Mia di tangannya. Sesampainya di depan pintu, Maverick menurunkan Mia yang menempel bagai lem di punggungnya.

Mia mengalungkan kedua lengannya pada Maverick dan menatapnya dengan sayup-sayup. Maverick tak kalah, ia memegangi pinggul Mia dan mendekatkan tubuh seksi itu padanya.

"Ini sudah pagi. Kau harus segera tidur untuk menghilangkan efek minummu yang terlalu banyak sampai menghabiskan sembilan botol itu," ucap Maverick memberi saran sekaligus keluhan. Entah Mia sungguh-sungguh mendengarkan atau hanya masuk ke telinga kanan dan keluar dari telinga kiri.

"Of course," Mia menggigit bibir bawahnya dan mencubit pipi kanan Maverick lalu menarik-nariknya gemas.

Mia mendekatkan wajahnya dan mengecup manis pipi kiri Maverick. Mia berbisik sesuatu pada telinga kiri pria yang lebih tinggi darinya tersebut dan membuatnya tersenyum bahagia.

"Aku akan meneleponmu besok siang." Maverick mengacak-acak rambut kumel Mia karena perjalanan seharian ini.

Mia berbalik dan menabrak pintu kamar. Saking mabuknya ia sampai lupa untuk menggerakkan gagang pintu untuk masuk. Melihat kejadian tersebut, Maverick menahan tawanya dan membantu tangan Mia meraih gagang pintu berwarna kuning emas.

"Aku lupa, hehe." Ngeles Mia dengan wajah tanpa dosa. Dalam keadaan mabuk pun, Mia masih ngeles agar tidak terlihat tengsin.

Maverick mengangguk mengiyakan, takut nangis ntar. Kan anak manusia.

***

Mia merasakan jika ada jari-jari yang meraba-raba wajahnya kini. Mia membuka mata perlahan dan memandangi dua orang yang sedang menatapnya dengan heran. Pandangan ayah ibunya itu bertanya-tanya.

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang