I LOVE YOU! #21

1.1K 88 6
                                    

Mungkin rasa antusias Mia malam ini sedang berada di titik puncaknya. Ia tak henti-hentinya mengedarkan pandangan untuk mencari booth-booth permainan yang seru. Tetapi, sebuah suara membuat telinga Mia gatal dan ingin mencari sumber suara tersebut. Bukan dari speaker yang menjulang di tengah-tengah pusat wahana, tetapi lebih seperti pemain band. Tanpa bertanya pun Marc sudah yakin apa yang sedang Mia lakukan.

"Lebih baik kau eratkan topimu, Baby Alien," perintah Mia ketika berhasil menemukan apa yang ia cari. Marc menurut saja dah. Tunggu, darimana Mia mengerti julukan itu?

Marc memperhatikan pacarnya yang jika ada konser ataupun musik yang sedang bermain, ia pasti tidak tahan dengan godaan untuk bernyanyi atau sekedar berdansa di tengah-tengah. Marc tidak tahu apakah band ini ilegal ataupun sudah mendapat izin, tetapi tidak ada satupun yang datang menonton. Mungkin hanya sebagai penghibur agar tidak sunyi, pikir Marc.

"Hey, can you guys playing for me? Like—" Tanya Mia yang dapat Marc dengar.

Beberapa dari anggota band itu terlihat saling menatap bertanya satu sama lain. Tetapi, melihat wajah Mia yang memelas ngenes itu berhasil membuat mereka luluh. Dua dari mereka mengangguk menyanggupi. Segera setelahnya, Mia turun dari panggung dan menatap Marc dan tersenyum jahil penuh arti. Jangan lagi!

Suara papan keyboard dan saksofon mulai bersahutan. Mia memainkan kakinya sembari berjalan menghampiri Marc. Tangan mungil kecil seperti mi lidi di belah lima itu ia jentikkan.

"It's 2 AM, in your car. Windows down you pass my street, the memories start. You say it's in the past, you drive straight ahead. You're thinking that I hate you now. Cause you still don't know what I never said," Mia menarik tangan Marc agar maju berdansa dengannya. Oke, benar apa yang sudah Marc ramalkan. Ini akan terjadi, tapi sayangnya Mia akan terkejut malam ini.

"I wish you would come back. Wish I never hung up the phone like I did. And I wish you knew that I'll never forget you as long as I live. And I wish you were right here, right now, its all good I wish you would." Dengan mulut Mia yang masih bernyanyi, Marc menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan nada dan beat dari musik. Tangannya menggapi pinggang Mia. Mia pun terkejut dengan hal itu, Marc berdansa dan ... terlihat sangat jantanjuga gentleman walaupun sedang berdansa seperti itu. Dansa yang romantis dengannya. Ia benar-benar speechless.

Mia melotot tajam dan mundur tiba-tiba. Ia sangat tidak menyangka Marc akan meladeninya menari. Saat mereka sedang berasyik ria menari dan menyanyi dengan tujuan menentukan yang terbaik, dua orang memperhatikan.

"Kau yang terbaik, haha," puji Mia setelah selesai dan berlari ke dalam pelukan Marc.

"No. Kau yang memaksaku untuk belajar itu dari YouTube," akui Marc. Mia memandangi mengidentifikasi ekspresi Marc.

"Wow, aku tidak tahu jika kegilaanku akan membawamu terseret bersamaku." Suara tepuk tangan datang dan mendekat. Mia dan Marc sontak menoleh pada sumber suara.

"Kalian sangat hebat," ucap seorang wanita berambut pirang panjang. Ia datang bersama seorang pria berkepala plontos dengan perut buncitnya.

"Terima kasih, tapi itu sangatlah buruk," timpal Mia merendah.

"Apa kalian ingin mengikuti casting untuk drama terbaru kami?" tawar wanita itu langsung to the point.

"Casting drama? Tapi kami hanya berdansa dan bernyanyi seperti ayam tercekik," potong Marc.

"Film kami bertema tentang musikal. Dengan sedikit pelatihan, kalian akan tampil dengan baik."

"Ini kesempatanmu," bisik Marc di telinga Mia.

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang