Go to the Ends of the Earth for You #82

938 65 13
                                    

Perhatian!

Sebelum membaca parti dibawah harap membaca part sebelumnya ya!

"Oh, man. Jadi ini rumahmu yang ada di Malibu?" tanya Sally dengan lagak sok anggunnya tiba-tiba mendobrak pintu.

Mia yang sedang mendengarkan musik dengan volume teratas pun dibuat terkejut. Sontak ia menoleh ke arah pintu masuk yang memang di desain dua lapis tersebut.

Terlihat tiga orang wanita sedang berjalan masuk dengan mata jelalatan menilai dekorasi rumah baru Mia. Dress yang mereka pakai seakan-akan menjelaskan jika ada undangan pesta perawan gila ting-ting yang dilampirkan.

Suara sepatu heels yang berkoar bersatu dengan ritme musik dari DVD Player yang sedang Mia gunakan. Well, tidak ada yang harus Mia sembunyikan lagi jika tiga dedemit itu sudah berada disini.

"Apa kau tidak tahu apa itu budaya mengetuk? Ini larut malam. You're a little fucking bitch!" cibir Mia meneguk champagne-nya kembali.

"Uhlala, tuan rumah menyambut kita dengan sambutan yang sangat amat baik," goda Iggy mencubit pinggang Mia hinga menimbulkan kegelian tersendiri.

"Euwh, apa kau tidak mempunyai pakaian yang bagus saat bersantai di rumah?" Sally menyenggol bahu Marie mempertanyakan penampilan Mia yang seperti gembel itu.

Bagaimana tidak? Rambut tidak dikuncir, wajah yang kusam dengan garis hitam di sekitar mata, dan baju yang tidak sepadan warnanya dengan celana.

"Oh shut up! Dimana Angela? Kalian tidak mengajaknya?" Mia menemukan satu keganjilan. Biasanya mereka datang berempat.

"Entah. Dia sedang banyak urusan. Dia sering mual-mual akhir-akhir ini." Untuk yang satu ini, Mia dapat mengerti dan ia yakin bahwa tidak salah lagi, Angela sedang mengandung anak dari Alex.

Terdengar suara kuku yang sedang digunting. Sudah berulang kali Mia katakan pada Iggy jika gadis itu dilarang menggunting kuku jempolnya diatas sofa. Tetapi tetap saja ia masih ngeyel.

Sregg! Bunyi gorden terbuka. Apalagi ya Tuhan? Mia berdoa semoga rumah barunya hadiah dari Nick ini tidak hancur dalam semalam karena ulah teman-temannya.

"Ahhh, Pantai Malibu! Tidak sia-sia aku mempunyai teman artis terkenal sepertimu," puji Marie yang terdengar mengejek ditelinga Mia.

"Aku tahu kalian berteman denganku hanya karena kepopuleran dan kekayaanku saja. Dasar para emak jalang," canda Mia yang selalu dipahami sahabat karibnya tersebut.

***

Suara musik mulai lirih di dengar. Mia terbujur lemas tiduran di atas sofa putih. Sedangkan Iggy masih asik mengagumi kuku-kuku tangannya yang selalu ia rawat tiap hari dan sesekali matanya melirik membaca majalah yang ia ambil pagi ini. Mia tidak habis pikir dengan kelakuan Marie dan Sally, mereka sibuk dengan handphone masing-masing.

Hanya untuk sedetik saja, Sally tidak bisa meninggalkan pacarnya itu. Mia merasa jijik ketika mendengar video call sex yang sedang Marie hubungkan dengan pacarnya.

"Marie, bisakah kau berhenti? Aku merasa jijik dan mual melihat kelakuanmu," seru Mia karena jarak mereka terpaut cukup jauh antara ruang tengah dan kamar tamu.

"Aku tahu kau iri, Mia. Kenapa kau tidak undang saja pacarmu kemari?"

Untuk kalimat awal, Mia terkekeh. Tetapi, Mia mengutuk ucapan terakhir dari Marie. Pikirannya kembali melayang beberapa hari lalu. Ah sial, sial, sial.

Mia berani menghabiskan uang berapapun asal kenangan menyakitkan itu bisa hilang permanen dari otak dan memorinya. Tidak ada jawaban lagi dari Mia, membuat Marie merasa heran. Apa ucapannya membuat Mia marah?

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang