New Romantics #14

1.2K 98 19
                                    

Mia berjalan mengekor mengikuti langkah kaki Mama Roser yang sedang mengantarkannya ke kamar tamu. Tepatnya berada di lantai dua. Langkah mereka akhirnya berhenti tepat di depan sebuah pintu berwarna putih mutiara. Suara gagang pintu terbuka terdengar. Ia menoleh menatap Mama Roser, wajahnya mengisyaratkan agar dirinya untuk masuk.

"Wah indah sekali," puji Mia setibanya ia di dalam.

"Maaf jika ruangannya kecil dan sempit. Hanya kamar tamu ini yang kami punya," Mama Roser merapikan tempat tidur yang padahal sudah bersih dan tidak ada debu sedikitpun.

"Tidak. Tempat tidurnya bahkan lebih besar dari yang aku punya di apartemen."

"Beristirahatlah. Para lelaki akan berangkat pagi-pagi sekali besok," ingat Mama Roser.

"You're not coming with us?" tanya Mia menoleh kebelakang. Kalau Mama Roser tidak ikut, jadi dia wanita sendiri dong disana nantinya?

"No, darling. Aku masih ada keperluan untuk mengurus rumah. Sudah menjadi tanggung jawab seorang wanita untuk mengurus rumah dan segala isinya. Tentang karir, biarlah para lelaki yang mengatasinya." Mia terpaku pada jawaban Mama Roser. Tanpa sadar, wanita itu pergi dan menutup pintu membiarkan tamu istimewanya tersebut untuk beristirahat.

Mia merebahkan diri di atas tempat tidur dan menatap langit-langit kamar. Lampu yang tepat ada di atas dirinya itu sangat unik, berbentuk bintang. Tiba-tiba saja, pintu kamar itu terbuka. Marc tidak tahu jika ternyata di dalam kamar itu sudah ditempati.

"Oh maaf," ucap Marc terlonjat kaget setelah membuka pintu. Karena itu, setelah ia membuka pintu dengan secepat kilat ia berjalan mundur dan menutupnya kembali. Selama beberapa mili detik ia nylonong masuk tadi, ia hanya melihat Mia yang sedang tertidur. Pake baju apa gak ya?

"Marc? Itu kau?" tanya Mia memastikan dan ia berjalan ke arah pintu. Saat ia membukanya, ia melihat Marc sedang memegang gagang pintu sembari memejamkan matanya kuat-kuat.

"Aku tidak melihat apa-apa. Beneran, suwer, aku hanya ingin mengambil sesuatu dari laci kamar ini," ucapnya membuka mata perlahan-lahan dan menilik apakah Mia sedang berapakaian atau tidak. Iykwim :v

"Kenapa juga kau memejamkan mata? Aku tidak telanjang tau!" Mia berkacak pinggang dan menghembuskan poninya dengan nafas kuat-kuat.

"Aku harus masuk dan mengambil sesuatu dari laci itu." Tanpa menunggu persetujuan dari sang penghuni, Marc berjalan berjinjit melewati tubuh Mia dan bergaya seperti iklan WRP.

"Eh eh kau tidak boleh masuk," goda Mia.

"Loh kenapa? Ini juga kamarku tahu," balas Marc sudah tidak sabar mengambil sesuatu yang ia incar itu.

"Oh, jadi lampu berbentuk bintang alay itu pilihanmu?" Mia merentangkan tangan menghalau gerakan Marc untuk tetap masuk.

"It-itu pilihan Alex, ah sudahlah kau pasti tidak akan percaya." Tidak ada alasan lain yang terpikirkan oleh Marc. Ia masih berusaha melewati Mia. "Aku hanya akan mengambil DVD itu."

"BendaDVD apaan sih?" tanya Mia penasaran, tiba-tiba sesuatu yang terlintas di kepalanya yang membuatnya panik. "Hahh, apa jangan-jangan kau menyimpan DVD porno ya?" Mia berbisik tepat di kalimat yang mengandung makna perbuatan terlarang itu.

Marc meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya agar Mia tidak berbicara keras dan aneh seperti tuduhannya itu. Mia tidak sabar, ia harus melihat apa yang coba Marc sembunyikan.

"Biarkan aku lihat." Mia berbalik dan melangkah, tetapi sebelum berhasil, Marc menarik tangan mungil itu.

"Hey apa yang kau lakukan?" seru Marc setengah berbisik.

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang