Complicated #15

1.1K 87 16
                                    

Mia mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. Matanya menyapu keliling ruangan ini dan tersadar bahwa ini bukanlah kamar apartemennya ataupun kamar hotel. Dirinya sadar tadi malam telah tertidur, bisa dilihat dari televisi yang masih menyala sampai sekarang. Entah kenapa, walaupun Mia tidak mengenakan selimut, tetapi dirinya terasa hangat. Apakah karena bantal guling yang sedang ia peluk? Tetapi kenapa bantal gulingnya terasa sangat empuk sekali saat Mia coba mengeratkan pada tubuhnya?

Tunggu, televisi yang menyala? Tadi malam kan ia menonton film. Tidak mengenakan selimut tetapi hangat? Dan juga bantal guling yang sangat empuk? Seingatnya tidak ada bantal guling tadi malam.

Tersadar akan semua itu, Mia mendelikkan matanya dan perlahan-lahan mulai melepaskan tangannya dari posisi memeluk itu. Dia memberanikan diri mendongak dengan perlahan seperti slow motion.

'Marc? Sedang apa dia disini? Dan aku memeluk Marc?' batin Mia.

Mia mengamati Marc sepertinya sedang bermain handphone-nya dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kiri masih menjaga tubuh Mia agar tidak menggelinding. Ia ikut mengintip apa yang sedang Marc buka. Portal berita online berbahasa spanyol. Ah, Mia tidak mengerti satu pun arti disana, yang dirinya tahu, Marc sedang membaca berita tentang dirinya sendiri.

Sedetik kemudian, mata Mia menangkap sesosok pria tergambar jelas di layar handphone Marc. Pria berambut pirang mengenakan jas abu-abunya. Steve? Masuk ke portal berita harian Spanyol? Sial!

"Oh, shit!" teriak Mia tiba-tiba. Dan melepaskan diri dari posisi tidurnya yang menghadap dada Marc.

"Oh, mierda!" balas teriak Marc dengan bahasa spanyol dan hampir membanting handphone-nya.

Kini mereka saling tatap diam dengan ekspresi wajah saling kaget seperti baru saja melihat istri mantan yang melahirkan.

"Kenapa kau memelukku?" tanya Mia dengan nada sarkas.

"Aku tidak memelukmu. Kau yang memelukku duluan. Salahkan dirimu sendiri kenapa tertidur di lenganku? Hey, dasar tukang tidur."

"Apa? Dasar kau—" Mia mengangkat tangannya dan siap untuk memberikan bogem mentah ke wajah Marc.

"Apa?" potong Marc saat Mia akan beraksi.

***

"Marc, dimana kau? Ayo kita berangkat. Livio Suppo sudah menunggu disana. Kau tahu kan dia tidak suka menunggu," teriak Jose dari luar sembari mengecek apa saja yang ia bawa.

Tanpa babibu Marc langsung mencangklongkan tas nya dan menuruni tangga. Merasa ada sesuatu yang tertinggal, Marc kembali naik dan belajar dari pengalaman tadi malam, ia mengetuk pintu.

"Mia, kau disana? Ayo kita berangkat."

Mia sedang mengamati dirinya yang sedang mengenakan baju putih berpadu dengan orange di beberapa sudut. Baju yang bertuliskan Repsol Honda itu terlihat sangat apik di pakainya. Mama Roser tersenyum manis dan mengacungkan jempolnya.

"Kini akhirnya aku menemukan seorang putri yang pantas mengenakan seragam paddock itu," puji Mama Roser dengan mata yang berbinar-binar. Mia sontak menoleh memandangi Mama Roser, sepercayakah wanita paruh baya itu pada dirinya?

Suara pintu terbuka, Mia dan Mama Roser sontak menoleh padanya. Untuk beberapa saat, Marc terkejut melihat gadis Inggris berambut pirang itu memakai seragam paddock-nya.

"Tukang tidur, sebaiknya kita berangkat." Marc mengisyaratkan untuk cepat pergi dengan jempolnya.

"Marc, apa kau baru saja memanggil Mia dengan panggilan tukang tidur?" tanya Mama Roser yang kini logatnya seperti tertular Mia, logat British. Mia sadar akan hal itu dan tersenyum senang.

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang