C'est Toujours Toi #70

842 72 42
                                    

Perhatian!

Untuk membaca part dibawah, setidaknya kalian sudah membaca part sebelumnya. Karena parti ini akan saling berhubungan satu sama lain dari awal sampai akhir! Author tidak akan pernah lelah memperingatkan, agar kalian nantinya tidak kebingungan dan nyaman dengan cerita fanfict ini. Muchas Gracias! ^^

Mia yang merasa Marc tidak lagi bergerak untuk menciumnya, membuka matanya dan menatap Marc. Ia enggan menjauh menindih tubuh kekar itu.

"What's wrong?" tanya Mia.

"Aku akan selalu mencintaimu," ucap Marc yang membuat nafsu Mia perlahan berubah. Kata-kata merek dagang mereka membuat Mia tersadar dari keinginan kotornya.

Mia beranjak dari menindih tubuh Marc, kini duduk di tepian tempat tidur. Ia menarik rambutnya ke belakang dan menatap Marc yang juga sudah duduk disebelahnya.

"Aku tidak benar-benar menikah dengan Nick," jujur Mia yang mendapat tanggapan terkejut dari Marc.

"Aku tidak mengerti maksudmu."

***

"Pernikahanku dengan Nick hanyalah sebagai drama agar dia bisa melupakan pacarnya Jennifer. Karena ia merasa, Jennifer hanya memainkan perasannya saja. Dia yang sangat baik padaku, di dalam maupun luar kerja, aku merasa sangat berhutang padanya. Dia meminta bantuan gila padaku, untuk menikah. Aku merasa kasihan padanya, melihat bagaimana Nick begitu tertekan dan merasa frustasi." Marc mendengarkan secara seksama dan menata pendengarannya sebaik mungkin.

"Kami menikah secara diam-diam, dan media Hollywood meliput kami. Lalu pada akhirnya, Jennifer tidak lagi menghubungi Nick karena pasti ia begitu kaget dan marah," jelas Mia.

Tidur bersender pada lengan Marc, membuat pikiran Mia melayang pada masa lalu secepat kecepatan cahaya yang mampu menembus galaksi. Dengan aroma tubuh Marc dan hangatnya pelukan, membuat Mia betah berlama-lama.

Hujan diluar masih belum berhenti, terlihat dari bagaimana jendela yang terpasang tepat di atas mereka tidur masih berbunyi, karena pukulan air hujan pada kaca jendela. Jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Kenapa kau berani menerima bantuannya? Kau tahu bahwa hal itu bisa membuat citra dan statusmu pada media dan fansmu berubah bukan?" tanya Marc sembari mengelus lembut rambut Mia.

"Karena Nick telah menyadarkanku. Bagaimana pentingnya sebuah hubungan, terutama pernikahan. Dia berjanji akan terus menjagaku, sampai akhirnya aku menemukan seseorang yang tepat untuk aku menghabiskan waktu hidupku."

"Kau sudah menemukannya?" Marc penasaran dan bertanya cepat.

Setelah ia mendengar penjelasan Mia akan pernikahannya yang hanya drama, Marc merasa senang. Setidaknya ia masih mempunyai kesempatan untuk kembali bersama dengannya. Tetapi, ucapan Mia kembali meragukannya.

"Ya. Aku sudah menemukannya. Dia sangat baik, juga perhatian. Dia rela melakukan apapun untukku." Marc merasa tidak ada tanda-tanda jika Mia sedang membicarakan dirinya.

"Siapa dia? Apa dia lebih tampan dari Nick? Apa dia bermata biru sepertinya? Atau malah bermata Sharingan? Bagaimana tinggi tubuhnya? Apa pekerjaannya? Apa dia setia?" tanya Marc beruntun seperti kereta commuter dan melepaskan lengannya sebagai bantal Mia untuk menatap gadis itu serius.

Mia tertawa mendengarnya. Baru kali ini Marc merasa khawatir, gila, dan antusias seperti itu.

"Dia tampan. Lebih tinggi sedikit dariku sekarang. Hmm, matanya coklat, mungkin abu-abu, tidak tahu sih. Dia sering bekerja keras dan sangat giat. Entahlah aku juga tidak tahu dia setia atau tidak." Dalam hati Marc mencelos.

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang