Malibu #81

906 73 21
                                    

Perhatian!

Part ini membuat author baper. Jangan salahkan apabila banyak typo nya :'v yaks.

Suara deburan ombak membangunkan Mia. Matanya lurus menatap langit-langit kamar yang berstruktur kayu jati dari tropis. Ini memang kamar tamu. Mia enggan untuk terlarut dalam mimpi di dalam kamarnya dulu sewaktu bersama Nick.

Sinar surya matahari menembus jendela dan gorden tipis. Musim panas telah tiba. Banyak sekali suara tertawaan dari belakang rumahnya. Sesekali mereka berteriak ketika getaran ombak menghantam kaki. Mia hafal betul semua hal itu.

Selimut yang menutupi tubuhnya sampai atas leher masih setia menempel. Mia masih enggan menyibakkan selimut putih itu, bahkan hanya untuk menyentuhnya pun tidak terpikirkan olehnya.

Terlebih, Mia merasakan pening ketika harus memikirkan kejadian hari lalu. Mia dengan sepenuh niatnya mencoba untuk menghapus Marc dari ingatannya, dan juga kontak daftar nama hatinya.

Segelas champagne sepertinya menjadi satu-satunya hal yang tersirat di kepala Mia. Setelah mengumpulkan niat untuk beranjak dari tempat tidur, Mia berjalan terseok menuju pantry dapur.

Dibukanya almari es yang menampilkan lampu neon berwarna-warni. Mia sangat berterima kasih kepada Nick yang selalu menjaga rumah miliknya yang bertempat di Pantai Malibu, California ini. Bahkan isi kulkas pun, Nick selalu mengisinya.

Satu botol champagne ada dalam genggaman Mia, tanpa memerlukan gelas kecil, Mia membuka tutup itu. Dalam satu tegukan, Mia berhasil menghabiskan hampir seperempat isinya.

Bunyi gorden tersibak terbuka, dan cahaya matahari yang masuk langsung ke kornea mata Mia membuatnya wajib menyipitkan mata. Benar saja dugaannya, banyak sekali para turis dan masyarakat yang menyambut musim panas di pantai paling terkenal di dunia ini.

Tidak nampak satu pun bintang Hollywood seperti dirinya. Tom Cruise dan Will Smith yang tinggal bersebelahan dengannya pun, sepertinya sedang disibukkan dengan jadwal shooting mereka.

Perumahan Pantai Malibu sering menjadi rumah idaman para bintang tersohor di Amerika, tentu saja harga belinya jauh diatas rata-rata. Keindahan yang disuguhkan benar-benar luar biasa. Semua hal bisa didapat dengan mudah disini.

Mia tersenyum tipis ketika masih mengingat bagaimana Nick bersikeras untuk membelikannya rumah di sini sebagai tanda terima kasihnya kepada Mia, karena rela membantunya menjadi istri pura-pura.

Dari kaca besar yang langsung menghadap ke pantai tersebut, Mia berusaha menghalau setiap pikiran negatif yang masuk. Ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.

Sejak ia sampai kemari tadi malam, tidak ada orang yang dapat Mia ajak bicara. Dengan cepat, beberapa nama di kepala Mia berhasil memberikannya ide.

"Sally ... kau tidak sibuk? Datanglah ke perumahanku di Malibu," ucap Mia setelah nada tersambung panggilannya akhirnya membuahkan hasil.

"Apa ... tunggu, kau sekarang berada di rumahmu di Malibu?" Mia merasa menjadi pahlawan ketika mendengar suara heboh dari temannya itu.

"Ya. Cepatlah. Aku butuh teman bercerita dan berpesta seperti seorang jalang." Mia memakai kacamata hitam nyentriknya menutupi matanya dari silau matahari. Meski begitu, ia masih tidak mau beranjak berdiri di depan kaca yang jelas-jelas membuatnya kepanasan.

"We're coming baby! Aku akan memberitahu yang lainnya."

Mia melemparkan handphone dengan panggilan yang sudah mati itu ke sembarang arah. Ia tahu bunyi satu benda jatuh di lantai itu berasal dari handphone-nya. Ah Mia tidak peduli. Rasa frustasi menjalar sampai membuat akal sehatnya lumpuh.

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang