Nostalgia #7

1.5K 122 22
                                    

Satu tangga yang dibuat dari material semen itu tersisa, Mia tidak sempat menengok ke kanan dan kirinya. Saat kakinya menyentuh trotoar jalan, tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan suara decitan keras tepat disampingnya.

Mia menoleh dan mendapati seseorang memakai sepeda gunung hampir menabraknya. Pria itu memakai helm dan kacamata nyentrik berwarna ungu kebiruan. Lengkap dengan pakaian ketatnya dan pengaman lain.

"Demi keperawanan mimi peri. Are you insane?" teriak Mia padanya.

"Kau juga, kenapa kau tidak lihat-lihat sebelum menyebrang?" balasnya ketus tetapi dengan nada yang santai.

"Kau juga, kenapa kau bersepeda di trotoar? Itu hal yang berbahaya!" Mia memajukan bibirnya beberapa senti.

Pria itu membuka kacamata dan helmnya kemudian meneliti bagian per bagian wajah Mia. Dalam benaknya, sepertinya ia mengenalnya.

"Hey aku mengingatmu," timpal nya pada Mia, "Aku Maverick Vinales. Aku yang membantu saat kau sedang audisi dulu. Ingat?"

Mia terkejut dengan pernyataan pria ini. Pernah bertemu? Saat audisi? Mia memberanikan diri untuk mengamatinya dengan seksama. Dan akhirnya, mereka saling tatap hanya untuk mengingat kembali kejadian dulu.

Klik! Otak bagian pengelola memori kenangannya seperti terantuk sesuatu, Mia mengingatnya. Benar, dia pria yang membantunya saat audisi. Maverick Vinales, pria Spanyol itu. Ah sial, kenapa harus bertemu disini sih? Mia menepuk jidatnya, dan semuanya seperti flashback.

(***)

Mia dengan sekuat tenaga berlari untuk mengejar waktu. Sial, sial, sial, gerutu Mia dalam hatinya. Kenapa juga sepupunya itu harus datang sekarang. Mengurus bayi tua itu juga, ah sial. Akan ada audisi untuk pemeran film Love In The Paris, Rome, and London. Ia tidak boleh melewatkannya.

Sembari berlari menuruni tangga apartemennya, Mia mengecek satu persatu kelengkapan yang harus ia bawa di dalam tas. Hape? Cek. Bedak bagoran? Cek. Lipstick hasil lotere? Cek. Kaca pecahan? Cek. Sepertinya semua sudah siap. Mia berharap semoga hari ini menjadi hari keberuntungannya.

Benar saja, keberuntungan pertama datang. Sebuah taksi tiba-tiba berhenti di depannya. Saat Mia bergerak untuk membuka pintu, ada sebuah tangan disampingnya yang melakukan hal serupa. Alhasil, tangan mereka berebut untuk membuka pintu taksi.

"Hey, ini taksi ku," jerit Mia karena sudah tidak sabar.

"Aku yang memberhentikannya duluan," balas pria itu. Namun, tenaga pria itu sangat kuat. Bahkan Mia hampir dibuat terjelungup ke belakang karenanya.

Kesalnya lagi, pria itu berhasil kabur bersama taksi itu. Mia menghentakkan kedua kakinya ke tanah merasa sangat jengekel.

"You are an horse asshole! Dasar tai cicak! Tai tengu!" teriak Mia yang mendapat tatapan tajam dari pejalan kaki disekitarnya.

Tak ingin terus-terusan menjadi pusat perhatian, Mia melihat sebuah mobil mewah dari kejauhan yang akan melewatinya. Mia tidak peduli siapapun itu, ia harus ikut menumpang dan ikut audisi. Ia berlari ke tengah jalan dan bergaya untuk menghentikan mobil itu.

Vinales yang sedang mendengarkan sebuah lagu dari satu stasiun BBC pun dibuat terkejut dengan kehadiran seorang gadis yang tiba-tiba saja sudah berada di tengah jalan. Reflek Vinales bekerja dan sekuat tenaga menginjak rem. Tepat satu senti sebelum menabrak gadis gila tengah jalan itu, mobil Porsche mewah nya berhenti.

"Nyonya, apa kau gila?" teriak VInales dengan bahasa inggrisnya.

Mia berhasil, ia berhasil menghentikan mobil mewah itu. Tanpa basa-basi ia main masuk ke dalam mobil Vinales dan duduk di dalamnya.

Mi Corazone (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang