Part 3

2.4K 174 75
                                    

Capek. Itu yang Risa  rasakan saat ini. Walau hanya dua hari, akan tetapi seperti berminggu - minggu MPLS saat ini. Dan besok adalah hari terakhirnya untuk melaksanakan MPLS. Dia hanya berguling - gulingan di atas kasur.

"Risa!!!"

Risa sedikit menutup telinganya saat mendengar teriakan dari wanita yang sampai saat ini masih setia mengasuhnya.

"Iya Ma!!" sahutnya tidak kalah kencang.

Citt...

Decitan suara pintu tersebut menampakkan seorang wanita yang sudah berkepala empat tampak dengan celemek yang melekat di badannya.

"Kamu ini pulang sekolah malah malas - malasan," omel Ibu Risa sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya.

Risa segera bangkit dari posisi tidurnya, dia menatap Mamanya," Ma aku cape abis pulang sekolah," keluhnya.

"Sekarang udah ga kan? ayo bantu mama," ujarnya.

"Nanti aja deh Ma, aku masih capek," ujarnya sambil menatap memelas Ibunya.

"Ga ada nanti - nantian, ayo cepet atau motor kamu mama sita," ancamnya.

"Mama ga asik," ujarnya bangkit dari tempat tidur dengan rambut acak - acakan.

"Risa itu rambut mau mama gunting, cepet ikat. Anak gadis kok berantakan gitu," tegurnya.

Tidak mau mendengar omelan mamanya lagi, Risa segera mengikat rambut panjangnya yang hitam dan tebal. Di rumah Risa memang tidak mengenakan kerudungnya. Dengan malas dia mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci piring, nyapu, ngepel dan beres - beres rumah. Terkadang dia ingin menjadi laki - laki saja, tidak harus mengerjakan pekerjaan seperti ini yang pastinya tidak akan selesai - selesai.

"Rama jangan diinjak!! lantainya masih basah," pekiknya kepada adik laki - lakinya yang seenaknya masuk  rumah.

"Yailah tenang aja, gua ga bakal kepelesat," ujarnya santai.

"Ihh geer amat lu, kalau lu kepelesat mah bodo amat. Masalahnya lantainya kotor lagi gara - gara lu injak!!" omelnya sambil menatap nanar lantai yang bersih tadi sudah ternodai dengan jejak kaki adiknya yang kotor.

"Ribet lu, tinggal pel lagi," sewotnya sambil menuju meja makan.

"Ahh tau ahh.. gua cape," kesalnya dan langsung masuk ke kamarnya.

***
Hari ini adalah hari terakhir MPLS. Seluruh peserta MPLS di hibur dengan berbagai penampilan dari semua Ekstrakulikuler di SMA ini. Sungguh ini sih bukan hiburan, Risa merasa tidak terhibur sama sekali. Dia sangat bosan apalagi duduk di tengah lapangan yang semakin terik. Harusnya dia ikut Dinda aja ke kelas.

"Oke penampilan selanjutnya adalah Taekwondo!!"

Dengan malas dia segera menonton aksi orang - orang berpakaian putih itu yang sedang membelah dua batako itu. Dan itu sangat membosankan, hingga tiba - tiba saja dari arah belakang kakak - kakak kelas yang sedang melakukan atraksinya itu, muncul seorang cowok yang sangat tidak asing baginya.

"Azzam!" pekiknya kaget saat menyadari siapa cowok berpakaian bebas itu. Dia menatap kagum Azzam yang sedang melawan 2 orang berpakaian taekwondo. Sesekali dia meringis saat cowok jangkung itu terbanting.

Mungkin kalian bingung siapa Azzam itu. Nama lengkapnya Abqari Azzam, seorang cowok jangkung yang sempat sekelas dengan Risa saat kelas satu SMP. Azzam adalah seorang cowok yang dikagumi Risa. Mungkin Risa memang sangat takut sama cowok, kecuali kepada Ayahnya, adik laki - lakinya, sepupu laki - lakinya dan teman sekelasnya. Mungkin kalian bingung kenapa dia seperti itu, tapi itu semua pasti ada sebabnya. Sebab kenapa dia merasa sangat risih dan sangat terancam saat berada di dekat lawan jenis yang tidak dikenalnya. Walau terkadang sama teman cowok sekelasnya sendiri dia masih ada sedikit rada risih, tapi dia mencoba mengendalikan keadaan. Kan ga mungkin juga dia langsung menghindar begitu saja saat kerja kelompok dengan teman cowok di kelasnya.

Past and FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang