Part 33

1K 97 29
                                    

Melihatnya baik-baik saja sudah cukup membuatku merasa senang.

***

"Lu duluan aja, yo."

"Lah kok gua? lu aja."

"Cowok kan lu? lu duluan lah!"

"Enggak mau."

"Lama nih, gua sleding juga lu, yo!"

"Eh Tiarap... kok---"

"Biar ana yang duluan," putus Azzam akhirnya karena mereka hanya tertahan di depan pintu putih ini sedaritadi. Dia benar-benar tidak mengerti dengan tiga sahabat Risa dan Rio yang tadi heboh banget datang ke sini, pas udah sampai malah saling tunjuk buat masuk ruang rawat Risa duluan.

"Eh... bentar Zam, yakin lu?" tanya Rio.

"Duh gua trauma, serius deh," sahut Tiar.

"Nanti kalau kata-kata sakral itu---"

"Hah kata-kata sakral?" tanya Ananda yang memotong ucapan. "Siapa yang mau ijab kabul, Din?" tanyanya pada Dinda.

"Ck bukan itu Anandaku sayang," ujar Rio gemas dengan kepolosan gadis ini.

"Sayang-sayang palalu peyang," sembur Dinda.

"Dih kok situ yang sewot," ujar Rio.

"Kalian bahas apa sih?" tanya Azzam yang benar-benar tidak paham dengan tingkah dan pembicaraan mereka yang aneh daritadi. Lama-lama dia gereget juga. "Maksud kata-kata sakral itu apa?" tanyanya.

"Hm an--"

Ceklek...

"Loh ada apa ini rame-rame."

"Ris--"

"Kalian ganggu waktu tidur aku tahu nggak?!" Kesalnya. "Semalam aku tuh udah pusing sama kelakuan Rama yang rasanya pengen disleding. Bagus sekarang dia lagi keluar, dan aku bisa tidur dengan tenang." Risa sedikit mengatur napasnya setelah berbicara tanpa jeda sedaritadi. Mereka ini ganggu Risa aja yang lagi tidur cantik aja.

Akan tetapi dia hanya menggarukkan kepala bingung saat mereka semua hanya terdiam. Bahkan Rio sampai mangap-mangap dengan mata melotot kayak ikan. "Yo, itu mulutnya ditutup," tegurnya.

"Apa kabar?"

"Bai...k." Risa seketika membeku saat menyadari sumber suara itu. Azzam? apa itu Azzam? sepertinya sudah lama sekali dia tidak melihat pria ini. Tunggu kenapa jantungnya berdetak cepat.

"Nama lu siapa?" tanya Rio dengan tatapan lurusnya.

"Adrisa Resyafa, yang paling kalem dan imut sejagat planet pluto," jawabnya ngaco dengan senyum manisnya.

"Aaaaaaa Risa kembali!!" teriak ketiga cewek itu tiba-tiba. Dengan kebahagian yang tak terbendung mereka langsung memeluk Risa.

"Mau ngapain, yo?" tanya Azzam saat melihat Rio yang sudah merentangkan tangan dan berniat mendekati keempat perempuan itu yang seperti teletubies.

"Bukan mukhrim, nggak boleh," tegur Azzam sambil menggelengkan kepalanya.

Rio hanya mendengus untuk kemudian mengambil ponselnya dan memfoto kelakuan keempat cewek itu. Dengan senyum miringnya dia menatap hasil gambarnya dan mengupload ke instagram dengan caption. 'Inilah suasana haru sebuah keluarga ulat bulu, akibat salah satu anggota keluarganya sudah sadar dari perannya menjadi cewek tulen.'

"Asraghfirullah... jadi maksud antum, Risa nggak tulen?" tanya Azzam yang ternyata mengintip Kegiatan Rio itu.

"Eh jangan ngadu lu, Zam," ujarnya dengan cengiran karena ketahuan. Dia kan cuma iseng, abisnya mereka berempat itu lebay banget. Enggak tahu aja dia sebagai cowok tulen risih liat drama kayak gitu.

Past and FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang