"Lu.."
Keempat remaja itu hanya bisa menatap Dinda dan Pelayan itu secara bergantian. Mereka sungguh tidak mengenali pelayan itu yang ternyata usianya diprediksi 2 tahun di atas mereka, apalagi mereka dibingungkan dengan ekspresi Dinda yang kaget saat pelayan itu melepas topi nya.
"Kok...lu--" Dinda hanya menggeleng - gelengkan kepalanya melihat pria itu.
"Njir... cakep banget," celetuk Tiar tanpa sadar. Bahwasannya pria itu, memiliki postur tubuh yang tinggi, mata yang hitam dan setajam elang, akan tetapi memiliki dua lesung pipi.
Berbeda dengan Dinda yang kaget dan Tiar yang kagum, Risa tampak menautkan kedua alisnya sambil menatap mata itu dalam.
"Zina mata Ris,"
Risa seketika tersentak saat ada yang berbisik tepat di telinganya, tubuhnya juga seketika membeku saat menyadari itu suara Azzaam. Dengan cepat Risa seketika menundukkan kepalanya dan mengelus dadanya yang berdetak dengan kencang. Dia kayak gitu bukan karena terpesona dengan pria di hadapannya, tapi dia deg - degan saat bisikkan Azzam tepat di telinganya itu terus terngiang apalagi, "Astaghfirullah Ris, istighfar." Batinnya sambil mengelus dadanya.
"Hai.. ada yang kenal gua," sapanya lagi dan duduk begitu saja dikursi yang berhadapan dengan Dinda.
"Ga ada yang kenal. Cepat lu pergi dari sini!!" ketus Dinda sambil menatapnya tajam.
"Din apa - apaan sih, cowok cakep gitu," ujar Tiar tidak terima cowok itu diusir begitu saja.
Rio yang melihat itu hanya mengangguk - anggukkan kepalanya paham, tangannya tampak mencomot kentang goreng di meja itu. Dia berpikir akan menonton drama dadakan saat ini. Lumayan kan, makan gratis bonus nonton drama secara live.
"Kalian saling kenal?" tanya Risa bingung sambil menatap kedua remaja itu.
"Lu siapa?" tanya Azzam.
Entah apa yang terjadi, yang jelas pria itu tiba - tiba saja bangkit dari kursinya dan memposisikan dirinya di belakang Risa dan Azzam yang saat itu duduk bersebelahan.
Hal tersebut membuat Risa dan Azzam bangkit dan mensejajarkan tubuhnya dengan pria misterius itu.
Risa yang semula tenang, seketika tegang saat pria itu sudah berdiri sekitar satu meter dengannya dengan pandangan sepenuhnya padanya.
Risa yang memang takut dengan pria asing itu seketika memundurkan langkahnya, dan duduk tepat di samping Dinda. Tatapan itu, Risa pernah mendapatkannya, tapi kenapa sangat berbeda, tatapan yang ditujukannya kali ini bukan tatapan tajam seperti dulu, akan tetapi...
"Lu siapa?" Azzam tiba - tiba saja memajukan langkahnya dan berdiri tepat dihadapan pria itu.
Pria asing itu hanya terkekeh dan tiba - tiba saja menepuk bahu Azzam, seperti sudah lama tidak bertemu, "long time not see, bro."
"Ini ga ada yang inget beneran? Azzam,," ujarnya "ataupun Risa." Lanjutnya menatap Risa kemudian.
"Oh iya gimana misinya Risa?"
Risa yang mendengar kata misi seketika membelalakan matanya, matanya yang tadinya menatap takut cowok itu, seketika menatap tajam cowok itu. Dengan emosi yang memburu dia segera menghampiri cowok itu dan berhadapan dengannya.
"Jadi lu--" Risa menunjuk cowok itu tepat di wajahnya dengan jari telunjuknya.
"Kamu inget aku?" Ujarnya lembut dengan senyum mengembang.
"Senyumnya manis amat," celetuk Tiar yang tidak tau kondisi.
Tukk...
"Ehh.. diam ga lu, lagi asik nih." Ujar Rio yang merasa Tiar menganggu acara nontonnya, setelah melempar Tiar dengan kentang gorengnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/124388899-288-k807188.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Past and Future
EspiritualAdrisa Resyafa atau kalian bisa saja memanggilnya Risa. Hanya seorang gadis dengan tubuh kecil untuk ukuran anak SMA, kulit kuning langsat dan mata yang sipit. Di masa putih abu-abunya, gadis tersebut mengalami berbagai macam hal. Dimulai dengan per...