Part 9

1.7K 137 37
                                    

Mengubah diri menjadi lebih baik, bukan berarti harus merubah seluruh sifat yang tertanam dalam diri juga.

***
Keadaan kelas yang semula riuh seketika hening saat Risa memasuki kelas. Mereka semua menatap Risa tanpa berkedip bahkan ada yang sampai membuka mulutnya dengan lebar.

Dengan kikuk Risa segera berjalan ke bangkunya, akan tetapi sebelum Risa duduk di samping Dinda, perempuan berambut sebahu itu sudah bangkit dari kursinya.

Dia memposisikan dirinya sejajar dengan Risa, "Risa ini lu?" Ujarnya tidak percaya sambil memutar - mutarkan tubuh Risa.

"Apaan sih Din," ujar Risa sambil menjauhkan tubuhnya dari Dinda.

"Ga panas," sahut Tiar setelah menempelkan punggung tangannya di dahi Risa.

"Selamat pag---Subhanallah Risa!!" Ananda yang baru memasuki kelas seketika berpekik heboh saat melihat pemandangan pertama di dalam kelas.

Risa hanya tersenyum simpul, dari semua orang di sekolah ini hanya Ananda yang bersikap normal.

"Sa kerudung lu--" ujar Dinda

"Daleman kerudung--" sahut Tiar.

"Kenapa? aneh ya?"

Kedua gadis itu seketika menganggukkan kepalanya. Melihat respon kedua sahabatnya itu, Risa mengerucutkan bibirnya dan segera mengambil kaca yang tergeletak di meja Dinda.

Untuk kesekian kalinya dia melihat keadaan kerudungnya. Orang - orang ini aneh banget deh, padahal biasanya juga Risa pakai kerudung, akan tetapi kali ini berbeda karena dia memakai daleman kerudung sehingga rambut depannya tertutup dan kerudungnya tidak disampirkan lagi, akan tetapi menutupi dadanya.

"Ihh.. yang aneh tuh kalian berdua, masa orang memperbaiki penampilannya jadi lebih baik dibilang aneh. Tapi pas ngeliat orang rambutnya dicat - cat dibilang keren. Akhir zaman," jengah Ananda sambil menggelengkan kepalanya.

"Wow.. Ananda teguh," kagum Risa saat mendengar kalimat yang menurut Risa sangat bijak.

Dinda dan Tiar hanya menggaruk belakang tengkuknya, hingga kemudian mereka menatap Risa sekali lagi.

"Hehe.. soory Ris, gua agak kaget aja," ujar Dinda yang diangguki oleh Tiar.

"Iya iya, gua tau gua mengagumkan," bangga Risa sambil tersenyum miring.

"Ckk... sifat lu masih sama aja," decak Dinda.

"Kepedean," ujar Tiar.

"Merubah penampilan bukan berarti mengubah sifat dalam diri juga," sahut Ananda sambil menggoreskan pensilnya di atas buku sketsa.

Mendengar ucapan Ananda yang tidak seperti biasanya membuat ketiga gadis itu menatap Ananda.

"Kenapa?" tanyanya saat ditatap begitu.

Secara bersamaan ketiga gadis itu menggelengkan kepalanya dan duduk di bangku masing - masing.

***
"Adrisa Resyafa, coba kamu maju ke depan."

Risa seketika membelalakkan kedua bola matanya saat mendengar perintah guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.

"Serius saya Pak?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya kamu, cepat ke sini."

Dengan bingung Risa segera maju ke depan kelas dan berdiri di samping Pak Rahmat selaku guru Agama.

"Nah coba kalian perhatikan Risa," ujar Pak Rahmat agar seluruh penghuni kelas memperhatikan Risa.

Risa sedikit menggaruk tengkuknya saat seluruh perhatian tertuju padanya.

Past and FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang