Jam kosong. Mendengar kata itu saja sudah membuat lengkungan bibir mengembang. Bagaimana tidak seperti itu, hal itu tentu saja dimanfaatkan berbagai macam murid untuk melakukan hal yang disukainya. Seperti di kelas Risa saat ini, berbagai macam kegiatan berpadu menjadi satu.
Di pojok kanan belakang kelas sudah berkumpul siswa dengan gadget nya masing-masing. Celotehan-celotehan mereka tampak riuh dengan berbagai macam umpatan. Game online yang sampai saat ini masih terkenal dengan nama mobile legend sudah merasuki otak kalangan remaja. Ya, game online tersebut dimainkan tidak pandang mau dia laki-laki atau perempuan, anak kecil atau orang dewasa. Sebab saat ini, siswi kelas ini pun riuh di kubu seberang.
"Ih bosen," ujar Risa sambil menenggelamkan kepalanya dilipatan tangan. Entah kenapa dia tak mood untuk melakukan kegiatan apapun. Padahal saat berangkat sekolah tadi dia sangat bersemangat, akan tetapi semangatnya menguap begitu saja saat melihat Azzam dan Adelia di gerbang sekolah tadi.
Entah sampai kapan Risa terperangkap dengan perasaannya saat ini. Sebenarnya dia sudah lelah mencintai dalam diam seperti ini. Dia lelah memikirkan seseorang yang tak sepantasnya dia pikirkan. Dia lelah membuang-buang waktu seperti sekarang hanya untuk bergalau ria yang tak berkesudahan.
Ini nggak bisa dibiarin. Batin Risa Seakan berperang dengan dirinya sendiri. Aku harus move on. Aku harus move on.
Dengan embusan napas panjang, dia segera bangkit dari posisinya saat ini. Matanya meliar ke sepenjuru kelas untuk mencari sahabatnya-sahabatnya yang entah dari saat pengumuman bahwa ada jam kosong sudah hilang begitu saja.
Dahinya mengernyit saat netranya menangkap postur yang tak asing di depan kelas saat ini. Baru saja ingin move on, akan tetapi sudah dipertemukan lagi.
"Assalamualaikum teman-teman, gua minta perhatiannya sebentar," ujar pria itu untuk mengalihkan perhatian kelas Risa yang riuh. Serempak dengan embusan dan decakan, siswa-siswa itu kembali ke tempatnya masing-masing. Bersamaan dengan itu, barulah ketiga teman Risa yang sibuk dicarinya sedari tadi memasuki kelas.
"Kalian dari mana sih?" tanya Risa saat Dinda baru saja duduk di sampingnya.
"Biasa, kantin. Rugi lu Ris nggak datang," ujar Dinda.
"Eh ada apa---"
"Ekhem, bisa minta perhatiannya sebentar?" tanya pria yang di depan kelas itu, yang seakan mengetahui bahwa ada sepasang murid yang sibuk mengobrol sedaritdi.
Setelah merasa semua mata memperhatikannya, pria itu segera mengeluarkan sebuah spidol dan menuliskan sesuatu.
"Perkenalkan semua, nama gua Azzam. Gua dari salah satu panitia acara isra mikraj ingin menginfokan bahwa dalam rangka acara isra mikraj yang akan dilaksanakan minggu depan, gua minta partisipasi teman-teman semua untuk mengajukan perwakilan dalam lomba-lomba yang gua tulis di papan tulis ini," jelas Azzam sambil menunjuk daftar lomba - lomba yang akan dilaksanakan minggu depan.
"Yailah Zam, masa lombanya ga seru semua gitu," keluh Dodi, temen sekelas Risa yang hobinya komentar ini itu.
"Ya anjir lah wey, gua mana bisa lomba azan, suara gua aja macem tikus kejepit," celetuk Bima yang membuat seisi kelas tergelak.
"Eh serius napa sih, siapa yang mau wakilin nih?" ujar Geo, ketua kelas, yang sudah kesel melihat teman sekelasnya susah. diajak serius. "Zam, data yang ikut lomba harus sekarang banget disetor?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Past and Future
SpiritualAdrisa Resyafa atau kalian bisa saja memanggilnya Risa. Hanya seorang gadis dengan tubuh kecil untuk ukuran anak SMA, kulit kuning langsat dan mata yang sipit. Di masa putih abu-abunya, gadis tersebut mengalami berbagai macam hal. Dimulai dengan per...