Part 34

1.2K 105 7
                                    

Jangan terlalu menggantungkan harapanmu pada apapun yang ada di muka bumi ini. Karena, bayanganmu saja meninggalkanmu dalam gelap."

***

Teruntuk kamu mentariku,

Aku pergi...

Ya Ris, maaf aku emang harus pergi. Pasti kamu bahagia, kan? bagus deh kalau kamu bahagia. Karena kamu selalu terlihat risih bahkan nggak suka saat aku di dekat kamu.

Aku seneng surat ini sudah kamu baca, dan itu pertanda kamu sudah sadar kan? yah... padahal aku pengen jadi orang yang kamu lihat saat kamu sadar. But, no problem.

Ris, boleh kita nostalgia sebentar. Aku kangen deh, di masa Risa kecil ini sering mengikuti kak Ari nya, mengumpat di balik punggung kak Ari nya jika takut, bahkan kamu sampai mengurung diri di kamar berhari-hari ya saat kak Ari mu pergi. Jujur aku sangat merasa spesial. Tapi maaf, ternyata kak Arimu itu tak sebaik itu ya. Bahkan sangat egois, jahat, dan merasa paling benar, aku sadar Ris.

Kamu itu udah kayak adik aku sendiri Ris, ya sebelum rasa ini muncul. Walau akhirnya aku tahu untuk siapa hatimu, yaitu anak kecil yang dulu membuatmu sering menangis, Abqari Azzam. Jujur awalnya aku iri sama pria itu, bahkan aku berpikir dia akan menyakitimu lagi. Tapi akhirnya aku sadar, seiring berjalannya waktu setiap insan pasti berubah, entah ke arah baik atau buruk. Yang jelas aku yakin pria itu bisa menjagamu.

Ris beribu maafku mungkin nggak cukup buat nebus kesalahanku selama ini. Tapi aku mohon, jangan benci aku Ris. Jujur saat ini aku sedang menata kehidupanku yang baru, dan berusaha merubah sifat buruk ini. Jadi Ris, kamu mau memaafkan aku, kan?'

Pokoknya jaga selalu kesehatan kamu, jangan petakilan sana-sini loh, dan aku percaya Risa yang sekarang sudah lebih kuat. Take care ya, semoga Allah selalu menjagamu.

Dari Ari sang pelukamu.

"Ari..." lirihnya dengan napas yang cukup sulit. Entah kenapa dia yang merasa jahat, karena perilakunya yang selama ini sering mengabaikan bahkan memberikan kata-kata pedas untuk pria itu. Jauh dilubuk hatinya dia masih kecewa, tapi entah kenapa rasa bersalah melingkupi hatinya.

Jujur saja, dia tidak bisa mendeskripsikan perasaannya. Ada rasa sedih yang menyelinap dan ingin bertemu dengannya untuk terakhir kalinya. Risa menggeleng cepat dan mengatur dirinya agar tetap tenang. Ya... ini keputusan Ari, dan Risa sudah memaafkan semua kesalahan pria itu. Tapi ini tidak adil, dia juga mau minta maaf atas prilaku buruknya selama ini.

"Teruntuk kamu mentariku, yang bersinar menyapa du---"

"RIO!!" pekik Risa. "Enggak sopan dasar!!"

"Cieee.... yang dapat surat cinta," ledek Rio. "Balas dong, qaqa," ujarnya sambil mengedip-ngedipkan matanya sok imut.

"Jijik yo," ujarnya bergedik geli. Lihat saja kalau Risa sudah pulih, kedua makhluk berinisial R itu yaitu Rama dan Rio, akan mendapatkan balasannya.

"Assalamualaikum wahai kaum jomlo!!" salam sebuah suara cempreng yang membuat penghuni ruangan itu menutup telinganya.

"Wa'alaikumussalam wahai kaum jones," jawab Rio tak kalah kencang.

Sungguh kepala sudah pening, dan sekarang adiknya yang suka buat masalah ini datang. Oke Risa tidak bisa membayangkan saat kedua cowok berinisial R ini disatukan.

"Kalian bisa nggak berisik?" tanya Azzam tiba-tiba. "Mending kita keluar, kayaknya Risa butuh isitirahat," ajak Azzam kepada kedua pria itu yang saat ini berniat untuk menyusun rencana mengerjai Risa.

Past and FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang