Tidak ada salahnya memiliki impian yang tinggi. Asal kita bersungguh-sungguh mengejarnya, pasti akan ada jalan agar mimpi kita tercapai.
***
Tidak terasa tiga hari lagi
pelaksanaan tes untuk ke Mesir akan dilaksanakan. Risa benar-benar belajar dengan keras untuk mempersiapkan semuanya. Benar kata Azzam, dia harus fokus saat ini agar semua hal yang telah ia siapkan sebelumnya bisa maksimal.Sudah sekitar dua jam, Risa berasa di Perpustakaan dengan Azzam beserta dua kakak kelasnya untuk belajar. Selama seminggu setelah UAS memang KBM sudah tidak berjalan, hanya ada remedial untuk siswa yang nilainya kurang dalam setiap mata pelajaran. Tentu saja waktu tersebut tidak dipakai untul bersantai ria seperti siswa yang lain. Risa dan Azzam memanfaatkan waktu kosong ini dengan mengerjakan latihan soal. Kebetulan juga nilai Risa dan Azzam tidak kurang, sehingga tidak harus mengikuti remedial.
Tepat di perpustakaan yang tak seramai biasanya, hanya terdengar lembaran kertas yang dibolak-balik. Kondisi ini tentu saja sangat nyaman untuk dipakai dalam belajar. Hingga tak terasa mereka hampir selesai mengerjakan soal satu paket.
"Kak, kalau bentuk soalnya begini cara jawabnya gimana?" tanya Risa yang tiba-tiba saja stuck dengan lima soal terakhir. Dia sudah mencoba mengingat-ingat semua bentuk soal yang dia pelajari selama ini.
"Eh iya, kalau soal yang ini emang belum kita pelajarin, Ris," ujar Kak Dian.
"Tapi kakak liat, Azzam sepertinya udah selesai mengerjakan," ujar Kak Salman saat melihat Azzam telah berpindah pandang dari kertas dihadapannya.
"Kamu udah selesai kerjain soal yang Risa tanya barusan?" tanya Kak Dian.
Azzam segera menyodorkan kertasnya tersebut yang telah terisi penuh semuanya.
Risa yang melihat jawaban Azzam hanya terpelongoh. Sungguh, bagaimana Azzam bisa menjawab soal semua ini, sedangkan kata Kak Dian saja belum pernah dijelaskan.
"Wah hebat juga kamu, Zam," puji Kak Salman melihat jawaban Azzam yang memang benar semua.
"Kamu ada pelajaran tambahan selain belajar sama kita?" tanya kak Dian.
Azzam hanya menggeleng pelan. "Saya perbanyak latihan soal aja, kalau nggak paham cari-cari di Internet bagaimana cara jawabnya," jawab Azzam.
Kak Salman dan Kak Dian mengangguk paham dengan senyum yanh tersungging. Dari paras mereka terdapat keyakinan yang begitu penuh mengenai Azzam yang kemungkinan besar akan lulus tes.
Berbeda dengan Risa yang makin merasa tertekan. Dia merasa begitu jauh ilmunya dengan Azzam saat ini. Dari dalam hatinya terdapat keraguan mengenai impiannya itu. Tidak hanya Risa yang ingin kuliah di Mesir, ribuan orang menginginkan itu. Banyak orang yang mungkin usahanya jauh lebih besar dari Risa. Dia seketika menundukkan kepalanya. Apa dia bisa?
"Ris, kamu kenapa?" tanya Kak Dian.
Risa seketika tersentak dan menegakkan posisi duduknya. "Eh, nggak apa-apa, Kak. Gimana tadi cara jawabnya, Kak?"
"Nah, gini caranya...." Kak Dian segera menjelaskan secara sabar kepada Risa.
Azzam yang melihat itu hanya mengembuskan napas lelah. Percuma Risa mau berbohong seperti apa kalau dia memang baik-baik saja. Azzam sangat paham dari raut wajahnya itu menyimpan sebuah kecemasan dan keraguan. Azzam sangat tahu hal apa yang membuat Risa seperti itu. Kenapa tadi dia mengisi soal barusan. Bodoh sekali, seharusnya tadi dia biarkan saja kosong seperti Risa. Sepertinya Risa perlu dukungan yang penuh. Dia harus melakukan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past and Future
EspiritualAdrisa Resyafa atau kalian bisa saja memanggilnya Risa. Hanya seorang gadis dengan tubuh kecil untuk ukuran anak SMA, kulit kuning langsat dan mata yang sipit. Di masa putih abu-abunya, gadis tersebut mengalami berbagai macam hal. Dimulai dengan per...