Part 57

235 27 4
                                    

Tidak terasa saja lusa nanti Risa akan mengikuti tes. Di sabtu pagi ini, dia berencana untuk belajar di luar ditemani oleh Ananda. Padahal Risa tidak mau menganggu hari libur sahabatnya yang satu itu untuk menemani keluar. Akan tetapi, Ananda sendiri yang berinisiatif untuk menemani Risa. Ananda juga berniat keluar untuk mencari inspirasi dalam menggambar. Sedangkan Tiar memilih untuk menghabiskan waktunya dengan kasur, bantal, guling, dan ponselnya. Anak zaman sekarang sering menjuluki orang seperti itu dengan kaum rebahan. Lucu memang istilah-istilah unik yang dibuat.

Dengan rok plisket hitan, baju atasan panjang peach yang senada dengan kerudung yang ia pakai. Tidak lupa dengan tas ransel kecil yang berisi latihan soal, alat tulis, dan sebotol air minum. Merasa sudah siap, Risa segera mengambil kunci motornya yang berada di atas meja belajar.

Langkah kecilnya membawanya untuk keluar rumah dengan senyum yang merekah. Mood nya benar-benar bagus semenjak mendapatkan surat kecil itu kemarin. Ia jadi tambah bersemangat untuk perang dengan berbagai macam bentuk soal.

Saat sampai di depan rumah, ia segera mengambil motornya untuk kemudian mengendarainya menuju taman yang jaraknya sekitar 15 menit dari rumah. Ia dan Ananda berencana untuk mengunjungi taman tersebut. Pasti sangat nyaman belajar di sana, begitu pun Ananda yang memerlukan banyak imajinasi dalam menggambar.

Ternyata keadaan jalan raya di sabtu pagi ini sudah lumayan padat. Untung saja Risa berangkatnya pagi hari, jadi tidak harus menghadapi terik mentari yang menyengat.

Lima belas menit kemudian sampailah Risa di taman. Dia segera mengirim pesan kepada Ananda untuk memberitahu bahwa ia telah sampai di taman. Ternyata Ananda membalas bahwa ia telah sampai sekitar lima menit yang lalu.

Risa segera mencari keberadaan Ananda di sepenjuru taman ini. Benar saja, gadis itu tengah duduk di bawah sebuah pohon yang rindang dengan tikar yang entah ia dapatkan darimana.

"Assalamualaikum sahabatku," salam Risa sambil mengikuti Ananda untuk duduk di tikar itu.

"Wa'alaikumussalam sahabatku," jawab Ananda.

"Kamu udah nunggu lama ya?" tanya Risa tidak enak.

"Kan aku udah bilang Ris baru lima menit," jawab Ananda, "santai aja."

"Hahahah iya iya," tawa Risa, "eh iya, ini tikar siapa?"

Ananda seketika mengeluarkan beberapa makanan dari dalam tasnya. "Jadi kita akan mengadakan piknik dadakan," ujar Ananda.

"Yaampun aku nggak bawa apa-apa," ujar Risa, "kenapa nggak bilang?"

"Surprise," ujarnya dengan kekehan diakhir, "ini hari spesial buat kamu yang lagi berjuang keras belajar. Biar santai belajarnya, kan enak gitu sambil nyemil-nyemil."

Risa benar-benar sangat terharu akan penuturan Ananda. Sahabatnya yang satu ini sering kali melakukan hal-hal yang tidak terduga. Bahkan Risa merasa belum pernah memberikan sesuatu yang wah kepada sahabatnya ini. Risa benar-benar menyayangi Ananda, ia harap Ananda benar-benar tulus dengannya. Hatinya sudah hancur semenjak pengakuan Dinda waktu itu. Ada sedikit trauma untuk percaya sepenuhnya kepada seseorang, tapi Risa merasa Ananda tidak akan menngecewakannya.

"Makasih ya, An." Risa segera memeluk Ananda.

"Ih kan kita sahabat jadi harus saling dukung," ujar Ananda sambil melepas pelukannya.

Ananda segera menggengam tangan Risa untuk menyalurkan seluruh semangatnya. "Aku yakin kamu bisa, Ris. Kamu harus semangat terus ya buat belajarnya, impianmu sudah di depan mata."

Past and FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang