Tok.. tok.. tok..
Karis!! Kak Risa!!
Risa mengerjapkan matanya beberapa kali saat mendengar sebuah suara yang mengusik tidurnya. Dengan mata sayup - sayup dia segera bangkit dari tempat tidur menuju sumber suara.
"Berisik!!" Kesal Risa saat membuka pintu kamarnya lebar - lebar.
Rama sedikit memundurkan langkahnya saat melihat keadaan kakaknya yang sangat berantakan, "lu cewek KaRis, tapi berantakan gitu," prihatin Rama sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.
"Ahh sabodo teuing, ganggu aja," dumel Risa hendak masuk kembali ke kamarnya.
"Ehh.. tunggu!! Itu di luar ada temen - temen lu," cegah Rama sambil menahan pintu kamar Risa agar tidak tertutup.
Risa segera membalikkan badannya menatap Rama bertanya, "siapa?"
"Ada Kak Dinda sih, tapi dua orang lagi gua baru liat," ujarnya.
"Suruh masuk kamar gua aja," ujar Risa dan segera mengambil handuk di belakang pintu kamarnya dan berjalan menuju kamar mandi yang letaknya beberapa meter dari kamarnya.
Rumah Risa memang hanya rumah sederhana yang terdapat satu lantai saja, kamar mandi pun hanya satu yang letaknya dekat dapur. Sangat cukup untuk empat orang di rumah minimalis ini.
Risa merasa lebih segar setelah mandi, dia sibuk mengerikan rambutnya sambil berjalan menuju kamarnya.
Brukkk...
Risa seketika memejamkan matanya saat sebuah benda persegi yang empuk mendarat tepat di wajahnya saat baru saja membuka pintu kamar.
Matanya menatap tajam kepada dua orang gadis dengan bantal di masing - masing tangannya. Tangannya segera terulur mengambil bantal yang tadi jatuh di bawah kakinya.
Dengan langkah kakinya yang kecil Risa segera menghampiri Ananda dan Tiar yang masih terdiam.
"Nih rasain,"
Buk.. bukk..
Menyadari pembalasan Risa, Ananda dan Tiar ikut memukuli Risa dengan bantal.
"Huhaa...Kalian curang!! dua lawan satu," pekik Risa masih terus mempertahankan posisinya.
"Dinda bantu gua!!" Pekik Risa sambil menatap Dinda yang masih asik bermain ponselnya di bangku meja belajar Risa.
"Ehh Ti, An, udah - udah gua nyerah," lelah Risa sambil melemparkan tubuhnya ke kasur diikuti kedua gadis itu.
Risa seketika bangkit dari posisi tidurnya, dia segera menyisir rambutnya yang ternyata masih kusut setelah keramas pagi ini.
"Rambut lu bagus Ris," ujar Tiar.
"Panjang terus tebel lagi," sahut Ananda.
Risa segera memperhatikan rambutnya dipantulan cermin. Risa sudah biasa mendengar pujian orang tentang rambutnya sedari kecil.
Dulu Risa memang tidak memakai kerudung saat keluar rumah, akan tetapi saat kejadian yang sangat ingin dilupakannya itu, Risa mulai memakai kerudung saat keluar rumah walau masih belum terlalu benar memakainya.
"Gua yakin, pasti cowok - cowok di luar sana langsung terpesona kalau lu di make over dikit terus rambutnya digerai," ujar Tiar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past and Future
SpiritualAdrisa Resyafa atau kalian bisa saja memanggilnya Risa. Hanya seorang gadis dengan tubuh kecil untuk ukuran anak SMA, kulit kuning langsat dan mata yang sipit. Di masa putih abu-abunya, gadis tersebut mengalami berbagai macam hal. Dimulai dengan per...