Part 13

1.5K 121 56
                                    

Senyuman itu memiliki arti yang mendalam, dan tidak ada yang tau artinya kecuali yang memberi senyum itu sendiri.

***
Hari ini Risa terlihat manis dengan balutan pashmina merah maroon nya. Langkah - langkahnya yang sangat bersemangat itu membuat empat orang anak remaja yang ada di belakangnya menggelengkan kepalanya.

"Duh kalian jalannya lama banget, ayo cepetan!!" ajak Risa untuk berjalan lebih cepat.

"Yailah Ris, tuh timezone ga akan kemana - mana kali," jengah Dinda.

Seperti yang Risa bilang kepada Rio kemarin untuk memgajaknya bermain di timezone, tepat pada hari minggu ini, Rio beserta Azzam mengajaknya. Tapi karena Risa takut canggung perempuan sendiri, maka dia mengajak Dinda dan Tiar. Kalau kalian bertanya kemana Ananda, perempuan polos itu katanya sedang ada acara.

Akan tetapi tanpa ada yang sadari, sebenarnya hari ini Risa tidak benar - benar berniat ingin bermain, dia mempunyai niat tersendiri yang entah kenapa sangat bertepatan dengan Rio yang ingin pergi ke timezone minggu ini.

Risa segera mengeluarkan secarik kertas dari tas selempangnya. Dia mengangguk - anggukkan kepalanya paham, "misi segera dimulai!!" gumamnya sambil tersenyum misterius.

Risa mengalihkan pandangannya ke setiap sudut area di timezone hingga pandangannya terjatuh kepada mesin boneka itu, mungkin permainan ini tidak terlalu seru, tapi ingat tujuan awal Risa datang ke sini untuk menjalankan misi bukan untuk bermain.

Risa segera menuju mesin itu setelah mengisi kartunya, dengan langkah cepat dia segera menggesekkan kartu itu pada mesin boneka, tanpa mempedulikan teman - temannya yang sudah berpencar ke mana.

Dengan serius Risa menjalankan tuas itu, hingga pada saat capitan itu sudah mencapit boneka doraemon itu, Risa segera mencoba mengangkatnya dengan perlahan, akan tetapi,

Huppp

Boneka tersebut terlepas untuk kesekian kalinya, hal tersebut membuat dia menghembuskan napasnya lelah, "lu bisa Ris, ini baru permulaan," ujarnya menyemangati dirinya sendiri.

Hingga tak terasa Risa sudah setengah jam berkutat dengan mesin itu, bahkan anak kecil yang merengek - rengek kepada orang tuanya untuk mengambil boneka itu harus mengalah karena Risa seakan menguasai mesin boneka itu.

Srettt...

Risa menghembuskan napasmya lelah saat mengetahui debit kartunya sudah habis, akan tetapi saat dia berniat ingin mengisinya lagi, sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Mau berapa banyak lagi, uang yang ingin dibuang buat permainan kayak gitu."

Risa segera membalikkan badannya dan berhadapan dengan pria itu yang ternyata Azzam.

"Daripada buang - buang uang ga jelas gitu, mending dipake buat amal," lanjut Azzam.

"Main boleh tapi jangan berlebihan," nasihatnya.

Sedangkan Risa hanya bisa menunduk sambil menatap ujung flat shoes putihnya.

Risa sedikit mengernyitkan dahinya saat suara Azzam tidak terdengar, akan tetapi malah berganti menjadi suara mesin boneka itu yang berbunyi nyaring yang menandakan..

"Nih,"

Risa hanya bisa terbengong saat Azzam menyodorkan sebuah boneka doraemon yang sedaritadi diincarnya. Matanya hanya bisa menatap boneka itu dan Azzam secara bergantian, "kok bisa?" tanya Risa dengan raut muka yang sangat memalukkan itu. Bahwasannya rautnya itu seperti melihat orang yang seakan bilang bisa terbang. Sangat menggelikan.

Past and FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang