Part 67

136 17 13
                                        

"Jadi, siapa yang lakuin semua ini?" tanya Ananda dengan wajah yang kelihatan sangat bingung.

Bisa-bisanya hasil tes Risa disabotase. Hal ini bisa dilihat pada nama Adrisa Resyafa yang terdapat keterangan tidak mengikuti tes di pengumuman kemarin. Jadi, Risa dinyatakan gagal serta sebagai konsekuensinya didiskualifikasi. Padahal mereka semua tahu kalau Risa datang ke tempat tes dan mengikuti semua rangkaian tes tulis tersebut.

"Gua rasa ada orang dalam yang lakuin semua ini," ujar Rio sambil mengusap-usap dagunya.

"Tapi siapa?" tanya Risa.

Padahal Risa sudah menanti-nantikan pengumuman tahap pertama tes ini. Akan tetapi, ada saja cobaan yang menimpanya. Ia masih tak menyangka bahwa masih ada orang yang tidak suka padanya. Tapi, siapa?

"Kayaknya gua tahu deh," ujar Tiar sambil menatap temannya satu per satu. Untung saja satu orang yang ia curigai tidak berada di sini.

"Siapa?" tanya Azzam penasaran. Ia sendiri belum menemukan clue mengenai dalang kasus serius seperti ini.

"Dinda," ujar Tiar yakin, "siapa lagi yang iri kebangetan sama Risa selain Dinda." Tiar tampak menahan amarahnya saat menyebutkan satu nama itu.

Azzam tampak tak yakin dengan dugaan Tiar barusan. "Gua rasa bukan, Ti. Gua yakin dia udah benar-benar berubah."

"Kalian ingat nggak pas Risa selesai tes waktu itu, ada Dinda di sana," ujar Tiar, "enggak mungkin dia ke sana tanpa niat tertentu."

Rio tampak mengangguk mantap akan dugaan Tiar barusan. "Bener juga lu, Ti. Gua rasa dia berubah gini juga biar ga dicurigain udah ngelakuin hal ini."

Risa seketika merasa pusing memikirkan semua ini. Hati kecilnya seakan tidak yakin bahwa Dinda yang melakukan semua ini. Dia sangat yakin kalau Dinda sudah benar-benar berubah. Tapi, dugaan kedua temannya ini semakin kuat menjuruskan dalang kasus sabotase ini ke arah Dinda.

"Eh iya kalau nggak salah waktu itu Risa pernah bilang kalau Dinda ngomong ke Risa  kalau semua hal bisa dilakuin asal ada uang," ujar Ananda.

"Nah, jadi hal gampang buat dia ambil orang dalem buat sabotase hasil tes Risa. Dia kan banyak uang," ujar Tiar.

"Fiks Dinda," ujar Rio.

Mereka semua tampak yakin mengenai dalang sabotase tersebut adalah Dinda, kecuali Azzam dan Risa. Itu semua belum bisa dijadiin bukti yang kuat karena hanya berasal dari asumsi-asumsi semata.

"Kalian jangan suudzon dulu," ujar Azzam, "gini deh, gua lumayan kenal sama panitia-panitia tes itu. Jadi, kasih gua waktu buat cari tahu siapa dalang sebenarnya."

Setelah itu Azzam segera bangkit dari posisi berdirinya. Masih ada waktu sebelum tes tahap dua dilaksanakan. Ia akan mencari tahu sendiri siapa pelaku kegiatan sabotase tersebut. Harus sekarang juga, tidak ada waktu yang dibuang-buang hanya dengan spekulasi yang belum tentu kebenarannya. Azzam yakin pasti semua ini sudah direncanakan dari lama, tidak mungkin dadakan. Sebab pelaku melakukan semua ini secara mulus, sampai tidak keliatan jejaknya.

"Mau kemana lu?" tanya Rio saat Azzam sudah memakai jaket untuk keluar rumah.

"Ketemu salah satu panitia yang gua kenal," ujar Azzam.

"Zam, gua ikut lah!" pekik Rio.

"Yaudah gc," ujar Azzam, "biar gua yang urus sama si Rio. Kalian tenang aja."

Risa hanya bisa menatap kepergian Azzam yang secara bersamaan terdengar deru motornya. Ia tahu Azzam sudah pulih dari sakitnya, tapi ia jadi khawatir dengan kondisi Azzam. Belum seminggu padahal keluar dari rumah sakit.

Past and FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang