"Tuan Muda, Anda tidak boleh kemana-mana."Suara tegas itu menghentikan langkah Choi Youngdo. Dia berbalik dan bertanya kasar, "Apa minum kopi sebentar tidak boleh?"
Mendengar itu, pengawalnya hanya menggeleng tegas dan membungkuk hormat.
Youngdo mendesah pasrah. Dia tidak bisa lebih sabar lagi dari ini. Memutuskan mengikuti permainan pengawalnya, Youngdo menyenderkan tubuhnya pada salah satu pilar di bandara dan berdiri diam menyilangkan lengan.
15 menit berlalu.
Ia sudah tidak tahan. Menunggu setengah jam masih tidak masalah, tapi kalau ditambahi 15 menit lagi seperti ini dan masih belum ada tanda-tanda sama sekali, dia benar-benar tidak bisa berkompromi.
"Hyung, apa kau yakin pesawatnya Cuma delay 30 menit?" tanya Youngdo skeptis.
"Mereka bilang seperti itu. Mungkin sebentar lagi Nona Muda akan tiba," jawab Pengawal Ahn sembari melihat papan jadwal kedatangan.
Mendengar panggilan hormat itu, Youngdo tertawa getir.
"Nona Muda?" ulangnya sinis.
"Memangnya harus saya panggil apalagi?" tanya Pengawal Ahn polos.
Youngdo hanya memalingkan muka.
Dipikir bagaimanapun, dia tetap tidak bisa menerima pertunangan ini. Atas dasar apa dirinya harus mengorbankan diri pada sebuah pernikahan yang bahkan pengantin wanitanya saja tidak disukai?
Calon istrinya memang cantik, tapi kesan sinis dan penuh amarah yang terpancar dari kedua matanya membuat semua laki-laki cukup waras untuk tidak mendekatinya. Berurusan dengan wanita normal saja sudah sering membuat sakit kepala, apalagi harus berurusan dengan wanita setengah gila. Lagipula, bukan pihaknya yang butuh bantuan. Jadi, bukannya ini malah simbiosis parasitisme? Bukan mutualisme seperti yang ayahnya katakan.
"Tuan Choi, pesawatnya sudah tiba."
Perkataan Pengawal Ahn membuyarkan pikiran Youngdo.
Dia hanya menoleh pada pintu kedatangan dimana para petugas imigrasi sudah bersiap untuk membukanya.
Itu dia.
Calon istrinya sudah datang.
Sekarang yang harus dilakukannya hanya satu, "menyambut" tunangannya sebaik mungkin, sangat baik sampai wanita itu bersedia dicampakan dengan sendirinya.
*****
Yoo Rachel menoleh ke sekeliling.
Diedarkannya pandangan satu persatu pada kerumunan orang-orang yang berdiri di dekat pintu kedatangan sembari membawa kertas. Berbekal wajah calon tunangannya yang didapat dari email Ibunya sama sekali tidak akan membantu.
Dia mencari namanya disana.
Tidak ada.
Rachel mengedarkan pandangannya sekali lagi. Dia benar-benar memeriksa wajah setiap orang disana dengan teliti. Benar saja, tidak butuh waktu lama bagi Rachel untuk langsung tahu orang yang harus ditujunya.
Tunangannya, Choi Youngdo, dengan sikap arogannya saat ini sedang mengacung-acungkan kertas sembari tersenyum terlalu manis padanya.
Rachel memutar mata saat membaca tulisannya. Benar-benar... Bukankah dia sudah sangat menyayanginya?
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Some
FanfictionYoo Rachel merupakan putri tunggal dan pewaris perusahaan kimia terbesar di Korea Selatan. Tidak punya banyak teman, dibenci semua orang, dan diasingkan ke luar negeri sama sekali tidak masalah untuknya. Tapi ia sangat membenci hidupnya kala ia dipa...