Bab 18 - Part 1 - Say Goodbye

1.1K 133 37
                                    

Semuanya berjalan sangat cepat. Sejak kejadian dimana Youngdo dan Taehwan berkelahi di selasar sekolah, berita penurunan Rachel dari calon menantu JJ Corporation semakin gencar dibicarakan media.

 Sejak kejadian dimana Youngdo dan Taehwan berkelahi di selasar sekolah, berita penurunan Rachel dari calon menantu JJ Corporation semakin gencar dibicarakan media

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian sudah dengar beritanya?"

Salah satu anak kelas 12 di cafetaria itu mulai berbicara. Temannya menggeser ipad dan meletakkannya di tengah-tengah meja.

"Ah, ini? Bukan main memang pemberitaannya."

"Koran pagi juga memuatnya di halaman utama."

"Tentu saja. Bukankah kejatuhan perusahaan itu dinantikan banyak orang?" jawab salah satu anggota itu dengan nada merendahkan.

Rachel mengunci rapat bibirnya. Mungkin anak-anak itu tidak tahu ia ada di dekat mereka dan ia tidak ingin membuat keributan dengan muntah disana.

"Sungguh malang. Inikah nasib gadis yang serakah?"

"Benar. Dia berakhir tidak dengan keduanya."

"Perusahaannya pun juga tidak dapat apa-apa."

"Apa Presdir Seo akan baik-baik saja?"

"Dari yang Ayahku dengar, wanita itu pernah hampir bunuh diri."

Rachel menghela nafas untuk bersabar. Dari semua gosip yang tersebar, ini adalah yang paling buruk dan yang paling tidak mau ia tangani.

 Dari semua gosip yang tersebar, ini adalah yang paling buruk dan yang paling tidak mau ia tangani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu namanya karma."

"Hei, hati-hati kalau bicara. Bagaimana jika ada yang dengar?"

"Terserah saja. Presdir Seo mungkin berpikir dia bisa menggenggam kedua perusahaan besar itu dengan mudahnya."

Rachel mencoba mengabaikan itu semua. Ia berjanji akan menahan emosinya dan tidak merendahkan dirinya dengan menanggapi gosip murahan ini dengan tetap mengantri makan siang meski beberapa anak sudah melihat tak nyaman ke arahnya.

SomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang