Chayeon menenggelamkan kepalanya ke dalam bantal. Rasa sesak yang ia dapatkan lantaran tidak terpenuhinya oksigen membuatnya merasa jika ia masih hidup sekarang.
Sungguh, sejak malam itu hingga sekarang, rasa bersalah dan malu ini menggerogotinya hingga ke tulang. Ia butuh menyiksa diri, mengingatkan kembali hukuman yang harusnya ia dapatkan atas kesalahan yang telah dilakukannya. Tidak hanya pada satu orang, melainkan dua orang sekaligus.
Kini, ia sangat kehilangan arah. Sejak malam dimana ia pulang dalam pelukan ibunya, ia tidak pernah lagi ke luar rumah. Ia mengurung diri di kamar. Tidak makan, juga tidak minum. Bahkan, ia juga tidak menyalakan lampu, membuatnya buta dengan waktu. Berkali-kali ibunya mengetuk pintu, meneriakinya, mengancamnya, tapi ia seakan tuli.
Rasa depresi ini sungguh membunuhnya perlahan-lahan. Chayeon khawatir Youngdo murka padanya. Jujur saja, Youngdo adalah orang yang tidak ingin ia jauhi. Pria itu kasar pada orang lain, tapi tidak pernah memarahinya. Pria itu menakutkan bagi orang lain, tapi tidak pernah menakutkan untuknya. Tapi kini, Chayeon takut. Ia ragu Youngdo bahkan mau memandang wajahnya.
Merasa ini semua sangat menyedihkan, Chayeon lantas teringat kembali ke masa-masa dimana mereka masih bersama. Ia ingat bagaimana Youngdo setia menunggunya hingga pulang kerja dan menyambutnya dengan pelukan. Ia ingat bagaimana kencan mereka selalu berakhir dengan ia yang ketiduran dan Youngdo yang makan sendirian sembari memandangi wajahnya. Ia juga ingat, betapa lebar senyum Youngdo saat mengejutkannya kala mereka tidak sengaja bertemu di sebuah toko di salah satu sudut Gangnam.
Semuanya masih terekam jelas, batin Chayeon tersiksa. Kala itu, status mereka bukanlah pacar. Ia dan Youngdo hanyalah "teman dekat". Tapi entah mengapa, semuanya malah justru terasa sangat indah. Sangat menyenangkan. Youngdo secara tidak langsung menjadi pelindungnya, memberinya hidup, uang, dan juga menjauhkannya dari cengkeraman sang ibu. Jadi, dengan bodohnya, bagaimana bisa sekarang ia malah menyakiti pria itu?
Chayeon memang salah. Sangat salah. Ia harusnya tidak termakan cemburu. Ia harusnya sadar jika Youngdo memang tidak lagi bisa bersamanya. Ia harusnya tidak serakah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Some
Fiksi PenggemarYoo Rachel merupakan putri tunggal dan pewaris perusahaan kimia terbesar di Korea Selatan. Tidak punya banyak teman, dibenci semua orang, dan diasingkan ke luar negeri sama sekali tidak masalah untuknya. Tapi ia sangat membenci hidupnya kala ia dipa...