Bab 2 - Part 2

1.4K 159 6
                                    

Youngdo berniat untuk menikmati hari liburnya di akhir pekan dengan tidur seharian penuh saat Yoo Rachel, tunangannya yang menyebalkan itu, berdiri dengan agungnya di tengah kamarnya tanpa repot-repot mengetuk pintu sama sekali.

"Bonjour," sapa Rachel dengan gaya centil yang berlebihan kala membuka gorden jendelanya.

Sinar matahari yang menyilau terang membuat Youngdo mengerang sebal.

“Kau tidak bisa ketuk pintu dulu?” tanya Youngdo melarikan selimutnya ke sekujur tubuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau tidak bisa ketuk pintu dulu?” tanya Youngdo melarikan selimutnya ke sekujur tubuh.

Rachel memutar matanya saat menyadari apa yang Youngdo lakukan.

"Tidak ada waktu untuk tidur."

Rachel menarik turun selimut Youngdo tepat kala pria itu memegangnya erat. Untung saja, karena jika tidak, entah apa yang akan Rachel saksikan.

Mengikuti arah pandang pandang Rachel, Youngdo yang tidak mengenakan apa-apa kala tidur mendadak ingin bersikap jahil. Ia menurunkan satu centi garis selimut di pinggulnya dan membuat Rachel mendengus risih.

"Penasaran?" Tanya Youngdo dengan tatapan menantang.

Rachel menyambar sehelai handuk di kamar itu dan melemparkannya pada Youngdo. "Cepat pakai ini."

Tentu saja, Youngdo menolak. Ini hari libur, ini kamar pribadinya, dan dia tidak berniat memakai kaos atau apapun itu yang Rachel berikan.

“Kau tidur seperti itu?” dengus Rachel jijik.

“Kau tidur seperti itu?” dengus Rachel jijik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau akan menyukainya jika kita menikah."

"Ew!"

"Mau lihat?” goda Youngdo, berharap dengan begitu Rachel segera pergi dari sana.

Tapi Rachel memang Rachel, dia bahkan tidak mencoba untuk menutupi ekspresi muaknya.

“Berhenti bercanda dan segera berpakaian. Aku akan menunggu di bawah."

"Jelaskan maksudmu menggangguku sepagi ini disini,” ujar Youngdo tidak peduli apa yang diinginkan Rachel.

Rachel menggedikkan bahunya acuh sembari berjalan menghampiri rak meja Youngdo, tanpa izin melihat-lihat semu koleksi replika motor yang ada disana.

SomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang