“Baiklah. Kalian yang sudah absen silahkan ambil tempat duduk yang masih kosong.”
Anak-anak menuruti perintah guru pembina dan mulai mencari tempat duduk masing-masing di dalam atrium itu.
“Kelompok 45 ada di sisi kiri dan kelompok 46 ada di sisi kanan. Kalian bisa melihat daftar kelompoknya di ID Card masing-masing. Jangan sampai tertukar.”
Alih-alih mengamati siap saja teman satu kelompoknya, Rachel yang sudah mengambil tempat di sisi kiri memilih untuk tidak pernah mengalihkan pandangannya dari Chayeon. Dengan mata yang terus lekat menatapnya, Rachel mendapati jika Byul kini mengambil tempat di sisi gadis itu dengan wajah tersiksa.
“Kenapa aku harus sekelompok dengannya?” gerutu sahabatnya itu dan berusaha mengambil tempat sejauh mungkin dari sisi Chayeon.
Bae Jihyun, seorang teman sekelas Chayeon yang kini duduk di sisi Byul, menatap gadis itu bersimpati. “Sekali-kali cobalah seharian bersamanya. Kau mungkin akan mengalami penuaan dini sama sepertiku.”
Byul dan Jihyun tertawa lirih dengan aksi saling bisik mereka.
“Chayeon, kemarin kenapa tidak datang?” tiba-tiba Myungsoo bertanya dengan nada riang dan bersahabat seperti biasanya.
Chayeon terlihat sibuk menulis di buku meski sebenarnya tidak ada catatan apapun yang perlu dituliskan. “A-aku bekerja.”
“Oh ya? Kau ganti pekerjaan?”
“Maksudmu?”
“Bukankah kau bekerja di cafe dekat lapangan bisbol itu?”
“Iya.”
“Cafe itu kemarin tutup.”
Rachel mengamati Myungsoo yang memberondongi Chayeon investigasi dadakan dengan tertarik.
“Kau salah. Ke-kemarin kami memang tutup lebih awal.”
Myungsoo terlihat tidak percaya. Ia hendak bertanya lebih jauh ketika Taehwan yang menjadi Ketua Tim mereka menyela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Some
FanfictionYoo Rachel merupakan putri tunggal dan pewaris perusahaan kimia terbesar di Korea Selatan. Tidak punya banyak teman, dibenci semua orang, dan diasingkan ke luar negeri sama sekali tidak masalah untuknya. Tapi ia sangat membenci hidupnya kala ia dipa...