Byul tertawa senang. Ini sungguh malam yang menyenangkan. Ia memang mengharap pesta di usia 18 tahunnya ini dengan istimewa, tapi ia tidak menduga akan seistimewa ini.
Ayahnya benar-benar menepati janji tanpa satupun terkecuali. Semua live music yang disiapkan disana, semua makanan yang dihidangkan di meja, hingga bagaimana seluruh sekolah benar-benar diundang ke pestanya... ini sempurna. Inilah yang namanya sebuah pesta.
"Kau benar-benar berhutang padaku kali ini," ujar Ryul sembari memeluk Byul, "Benar-benar berhutang. Kau mendapat pesta yang mewah di Itaewon ini berkatku. Sial, uang menyewa klub ini saja bisa untuk membeli kuda baru untukku."
Byul tersenyum kecil melihat sikap kakaknya itu yang iri itu. "Apa kau lebih pilih berkuda daripada mengadakan pesta untukku?"
"Di kehidupan selanjutnya, bisakah aku yang jadi adik saja?"
Byul tertawa gemas. "Katakan, adikku. Kau mau apa? Nunna akan berusaha menuruti semuanya."
"Penipu."
"Aku sungguhan. Aku baru mendapat kartu kredit baru dari Ayah."
"Sungguh?" Sahut Ryul dengan mata berbinar. "Kalau begitu, belikan kamera yang aku incar. Kau tahu, kamera yang tempo hari kutunjukkan di daring? Belikan aku itu."
"Tapi itu mahal," jawab Byul menjadi ragu.
"Kau sudah berjanji," ucap Ryul merajuk dan tidak sadar sedang bertingkah layaknya anak kecil, "Kau harus membelikannya. Kau janji padaku. Janji harus ditepati. Pokoknya aku harus mendapat itu. Kau kan..."
"Iya... iya..." Mendesah pasrah, Byul mengangguk dan membuat Ryul langsung memeluknya senang. "Kau begini hanya jika aku menuruti keinginanmu."
"Kata siapa?" Kakaknya itu mendaratkan ciuman manis di pipinya dengan sayang. "Aku selalu begini dan menjagamu dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Some
FanfictionYoo Rachel merupakan putri tunggal dan pewaris perusahaan kimia terbesar di Korea Selatan. Tidak punya banyak teman, dibenci semua orang, dan diasingkan ke luar negeri sama sekali tidak masalah untuknya. Tapi ia sangat membenci hidupnya kala ia dipa...