Extra Part : Taehwan's End - Little Boy

911 59 11
                                    

Tidak disangka, hari seperti ini akan tiba. Selama hampir beberapa tahun ia berteman dengan Youngdo, sekalipun ia tidak pernah bisa membayangkan temannya itu akan berakhir di sebuah pernikahan. Namun kini, ia bahkan kembali ke Korea, melewatkan bisnis bernilai milyaran dollar di Amerika Serikat hanya untuk menghadiri pesta pernikahannya.

Benar-benar menggelikan, setan itu bisa takluk dengan sangat mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar-benar menggelikan, setan itu bisa takluk dengan sangat mudah.

Taehwan tidak menentang pernikahan, ia hanya menentang pernikahan yang tidak bahagia.

Sebagai seorang anak yang tumbuh di kalangan atas, ia banyak melihat contoh dari sifat egois dan serakah manusia. Pernikahan bisa dikatakan hanya sebagai alat menyatukan kekuasaan. Jujur saja, baginya yang lahir di keluarga penuh cinta antara Ayah dan Ibunya, pernikahan seperti itu sama sekali menjadi list terakhirnya setelah insiden dengan Rachel beberapa tahun silam. Jadi ketika ia melihat Youngdo akan melangkah dalam pernikahan yang bahagia, ia turut senang. Tapi bukan berarti ia akan masuk dalam lingkaran yang sama.

Ia tidak yakin bisa bahagia.

“Smith, sudahkah kau mengatur pertemuanku besok?” ucap Taehwan di ponselnya. “Tidak, pagi pun tidak masalah. Ya, siapkan saja berkas-berkasnya dan... oh, astaga. Ada apa ini?”

“Aaaa, sakit...” ucap seorang anak yang rambut kuncir kudanya tengah ditarik dengan keras.

“Minta maaf padaku, tidak?” ucap anak laki-laki yang tengah menarik rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Minta maaf padaku, tidak?” ucap anak laki-laki yang tengah menarik rambutnya.

“Hei, hei, hei... Lepaskan. Kau mau mencabut rambutnya atau bagaimana, hah?” ucap Taehwan bergegas melepas genggaman kuat si anak laki-laki itu dari rambut anak perempuan malang.

“Ahjussi siapa?” tanya anak laki-laki itu. “Ahjussi bukan Ayah Mina.”

“Memang bukan, tapi...” jawab Taehwan tiba-tiba ingin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Memukul perempuan itu bukan tindakan lelaki sejati.”

“Aku tidak memukulnya. Aku hanya menjambaknya.”

“Itu sama saja,” jawab Taehwan geli. “Lihat, Mina kesakitan sekarang. Kau harus minta maaf.”

SomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang