Rachel menatap deretan makanan yang terhidang di buffet cafetaria dengan mual.
Ia tidak berselera.
Meski ia pulih dengan cepat, tapi hari-hari dimana ia harus terbiasa hidup sendirian sangat menyiksa. Ia pikir ia bisa hidup tanpa Ibunya, tanpa Ahjumma, tapi ternyata ini lebih menyiksa daripada Paris.
Tapi ia tidak bisa lemah. Ini hidupnya, ini tanggung jawabnya.
Jadi kala Youngdo hendak memberinya tempat terbaik dan memberikan segala kemewahan Yaeil Hotel padanya lagi, ia berkeras menolak. Ia tidak bisa bergantung pada siapapun sekarang. Meski seluruh asetnya kini telah hilang, meski ia hidup di Seoul dengan sedikit uang yang Ahjumma berikan, dan meski ia kini sudah resmi menjadi anak miskin, ia tidak akan mengeluh.
Rachel berjanji dalam hatinya, ia akan memulai hidup baru.
"Hidup baru berarti aku harus makan, bukan?"
Rachel menguatkan dirinya sendiri dan kembali memandang jajaran makanan di buffet sedikit lebih antusias. Diambilnya beberapa menu ke nampan yang ia bawa, bersiap untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan sejak semalam.
"Lama sekali!"
"Jika kau ingin makan gratis sebanyak itu, jangan disini!"
"Menghalangi yang lain saja!"
Jihyun, ditambah dua orang anak buahnya, tiba-tiba datang dengan menatap sinis. Rachel tidak bereaksi apa-apa, hanya melengos kala menatap mereka. Ia mungkin tidak bisa bersikap menjadi Ratu sekarang, tapi ia juga tidak akan menjadi bawahan.
"Aku sudah selesai," jawab Rachel datar. "Silahkan saja, sepertinya kau sangat kelaparan. Sisanya masih banyak."
Malas jika harus berkonfrontasi lebih lama, Rachel buru-buru pergi mencari meja makan kala anak-anak itu menghalangi jalannya. Jihyun bahkan menabrak bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Some
FanficYoo Rachel merupakan putri tunggal dan pewaris perusahaan kimia terbesar di Korea Selatan. Tidak punya banyak teman, dibenci semua orang, dan diasingkan ke luar negeri sama sekali tidak masalah untuknya. Tapi ia sangat membenci hidupnya kala ia dipa...