Yoo Rachel merupakan putri tunggal dan pewaris perusahaan kimia terbesar di Korea Selatan. Tidak punya banyak teman, dibenci semua orang, dan diasingkan ke luar negeri sama sekali tidak masalah untuknya. Tapi ia sangat membenci hidupnya kala ia dipa...
Donghyuk menatap gadis yang sangat terlarang untuk ia dekati itu dengan bingung. Ia tidak melakukan apa-apa, bahkan menyentuh saja tidak, saat Rachel tiba-tiba menangis dan membuatnya mengumpat lirih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hei Yoo Rachel, ke-kenapa tiba-tiba menangis?"
Rachel tidak menjawab. Gadis itu malah membersit hidungnya, mengelap airmatanya sembarangan, dan bingung mencari tisu dari dalam tas.
"Ini?"
Donghyuk tersenyum kala Rachel menerima uluran sapu tangannya dengan ekspresi kesal.
"Aku menolongmu. Tidak bisakah lebih ramah?" ucap Donghyuk geli. "Lagipula, apa yang kau lakukan disini, Rachel?"
"Memangnya kenapa jika aku disini? Ini area publik."
Donghyuk mengamatinya dengan tertarik. Pria itu menyunggingkan senyum misterius yang embuat alarm peringatan tanda bahaya di kepala Rachel berbunyi.
"Memang ini area publik," jawab Donghyuk lambat-lambat, "tapi jika kau lupa, ini daerah Star Club. Daerahku. Bukankah terakhir kali Sunbae menyeretmu keluar dari sini?"
"Ah, Youngdo," timpal Rachel berubah serius, tahu dia harus mencari perlindungan dari pria ini. "Ngomong-ngomong soal dia, jangan pernah sebut namanya. Disa saja datang."
"Woah, yakin?"
"Jangan mengolokku. Dia bisa datang sungguhan."
"Aku rasa kau kesini memang sendirian," ejek Donghyuk. "Dipikir bagaimanapun, Sunbae tidak akan pernah mengantarmu kesini. Dia masih waras."
"Oh ya?" sahut Rachel.
Donghyuk mengangguk tegas. "Kau pikir dia tidak tahu Star Club itu tempat apa?"
Mendengar itu, Rachel memalingkan muka. Ia tidak mau Donghyuk melihat kepanikan di matanya.
"Yoo Rachel, kau sendirian, kan?"
Sialan.
"Baiklah. Aku memang sendiri. Kenapa?"
"Ayo, kalau begitu."
"Apa maksudmu?"
"Ikut aku."
Rachel berontak kala Donghyuk menarik tangannya.
"Tidak mau. Kemana?"
"Tentu saja ke Star Club."
"Kau gila ya?"
"Tidak."
"Iya, kau gila."
"Star Club itu tidak menakutkan. Ayo..."
Rachel ingin berteriak frustasi saat itu juga. Dengan sekuat tenaga, ia berusaha menjejak kakinya kuat-kuat di tanah.
"Berhenti, Uhm Donghyuk! Youngdo akan membunuhmu jika tahu kau mengajakku."