"Kau gila melepasnya begitu saja?"
Youngdo menjauhkan ponselnya dari telinga. Ia merasa obrolan dengan ayahnya ini sia-sia belaka. Kenapa memperdebatkan hal yang jawabannya sudah jelas-jelas tidak akan ia katakan?
"Halo?" Bentak Ayahnya lagi, terdengar lebih murka dari sebelumnya. "Kau mendengarku atau tidak? "
"Tentu aku mendengar, Ayah."
"Sikapmu ini bisa merugikan Yaeil, sialan."
Teriakan dan makian penuh amarah itu membuat Youngdo memejamkan mata sejenak. Semua ini benar-benar menguras tenaga. Sekolah dan tugas yang tiada henti, permasalahan perusahaan yang seolah tidak terlalu muda ditangani olehnya, dan juga... yang yang paling menyebalkan adalah kesalahpahaman tunangannya.
"Jika kau tidak meralatnya, aku akan..."
"Ayah akan apa? Mengusirku dari rumah?"
"Iya!"
"Ayah," jawab Youngdo dengan nada sangat tenang, "Berapa kalipun kau bertanya, aku tetap akan memberi jawaban yang sama. Jadi, jangan mengganggu istirahatku dan biarkan aku tenang. Aku ingin tidur seharian sebelum pers menyerang."
"Tenang? Kau pikir aku bercanda?!"
Dengan nada mengancam yang sama, Youngdo membalas, "Ayah pikir aku juga bercanda?"
"Apa kita akan begini saja sepanjang hari? Debat kusir tidak penting?"
"Aku tidak minta Ayah berdebat denganku. Aku minta Ayah memahami keputusanku."
"Dengan tidak memberikan kertas kontrak itu di saat pertunangan akan berakhir?"
"Iya. Lagipula bukan hanya kita yang rugi. Nyonya Seo juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Some
FanfictionYoo Rachel merupakan putri tunggal dan pewaris perusahaan kimia terbesar di Korea Selatan. Tidak punya banyak teman, dibenci semua orang, dan diasingkan ke luar negeri sama sekali tidak masalah untuknya. Tapi ia sangat membenci hidupnya kala ia dipa...