Tidak ada yang Taehyung benci lebih dari ini.
Sudah beberapa jam dia berkutat dengan kertas laporannya yang harus dia kumpulkan dua hari lagi, berusaha menulis dengan tangannya yang diperban―lengkap dengan muka masam.
Meski tidak seceroboh Namjoon yang sering melukai diri sendiri, tingkah bar-bar Taehyung pada akhirnya menghasilkan hal yang sama juga.
Sama-sama berakhir terluka.
Rutukan juga gumaman jengkel kerap keluar dari bibirnya kala pena di tangannya kerap tergelincir.
Duh! Perban sialan!
Hingga, Jeon Jungkook datang, memasuki apartemennya dengan sekantung plastik yang berbau harum. (Jungkook sudah tahu kode kunci apartemennya, ngomong-ngomong.)
Taehyung mengerjap dengan muka bengong, "Loh?"
"Selamat malam minggu, pacar. Lupa ya?"
Itu kata Jungkook, yang mulanya berniat marah namun berakhir menghela nafas maklum saat melihat raut wajah bego si Kim. Kemudian pemuda itu melangkahkan kaki mendekati Taehyung yang duduk bersila di lantai ruang tengah yang berantakan dengan kertas dan modul.
"Malam minggu?" Ulangnya, untuk sedetik kemudian menepuk dahi dengan tangan kiri yang tidak diperban.
"Ah, sial! Aku lupa!"
Taehyung buru-buru beringsut mendekati kekasih manis yang mengeluarkan kotak-kotak berisi makanan di meja."Aduh, maaf Jung. Aku benar-benar lupa." Taehyung bersimpuh di sebelah Jungkook, memasang wajah memelas.
Jungkook tertawa, pelan dan kecil yang membuat Taehyung memasang wajah semakin memelas.
"Iya, tidak apa-apa. Kerjakan dulu laporanmu, lagipula itu sudah menumpuk dua minggu."
Jawaban Jungkook membuat Taehyung melepas napas yang sejak tadi ditahannya.Jungkook kembali tertawa, mengecup bibir Taehyung cepat. "Jadi, sampai mana laporanmu?" Tanyanya, dengan mata melirik tangan kanan Taehyung yang diperban.
"Tidak ada kemajuan." Gumam Taehyung, "Mau membantuku?"
Jungkook mengulum senyum, matanya berkilat-kilat antusias. "Membantu menuliskan laporan?" Tanyanya yang langsung mendapat respon anggukan Taehyung.
"Apa bayaranku membantumu?"Taehyung menyeringai mendengarnya, menaikkan sebelah alis dengan tubuh condong ke depan. Hidungnya bersisian dengan hidung Jungkook.
"Mungkin bayaran dengan membuatmu menjerit dan berkeringat di sofa?"
Jungkook mengerling, menggoda dengan bulu mata berkedip dua kali.
"Sejujurnya aku lebih suka menjerit dan berkeringat di atas pahamu. Kurasa itu lebih baik." Jungkook berbisik, bibirnya tepat berhadapan dengan bibir Taehyung. Tangannya yang bebas merambat naik ke bahu pemuda bermarga Kim, mengelus dan meremat serat kain di pundaknya main-main.
"Bagaimana?"
.
.
.―Celestaeal; Feb 24, 2018 [11.03 pm]
(Sedang frustasi bagaimana cara memegang bolpen)
((Ada yang mau mengerjakan laporan saya?))Anw, selamat malam minggu♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Petite Pièce
Random[!!!] Random Imagine yang sangat, sangat, singkat. Sebelumnya berada di wall saya, tapi dpindah kesini (Panduan plot untuk celestaeal sebenarnya hehe)