"Tae, tahu tidak? Hari ini Seokjin hyung marah-marah lagi." Kata Jungkook sore itu sambil terkekeh.
Untuk kesekian kalinya, Jungkook kembali lagi sore itu.
"Karena tadi Namjoon hyung merusakkan pintu kandang Odeng-ie. Seokjin hyung maraaahh sekali. Sampai-sampai Namjoon hyung sembunyi di belakang Jimin!"
Lanjut Jungkook bersemangat.
Taehyung tersenyum, memandang paras Jungkook dalam diam.
"Oh ya, cokelat yang kemarin kau berikan itu ternyata enaakkk sekali! Terima kasih ya! Harusnya kau memberitahuku dimana kau beli itu sebelum pergi."
Kata Jungkook, nadanya separuh merajuk.
Taehyung terkekeh, menutupi mulutnya sambil berpangku tangan di depan Jungkook.
Angin musim semi bertiup, menerbangkan beberapa helai rambut Jungkook.
"Ah―Hoseok hyung menelfon. Tunggu..."
Jungkook merogoh saku jaketnya.Taehyung menunggu, menatap lekat Jungkook yang berbicara dalam telefonnya.
"Maaf, Tae. Aku harus pulang." Jungkook mendesah kecewa.
Taehyung mengangguk. Tersenyum tipis seolah berkata 'tidak apa-apa.'
"Tapi tenang, besok aku janji datang lagi.
Besok akan kubawakan bunga sakura kesukaanmu!"
Jungkook tersenyum, berdiri sambil menepuk celananya yang kotor."Tunggu aku ya, Taehyung-ie."
Kata Jungkook sekali lagi, tersenyum dan melambai kosong.
Tanpa dia tahu, Taehyung balas melambai.
Meski Jungkook tak bisa melihatnya.
.
.
.―Celestaeal;March 25, 2018 [08.48pm]
Um― hello?
KAMU SEDANG MEMBACA
Petite Pièce
Acak[!!!] Random Imagine yang sangat, sangat, singkat. Sebelumnya berada di wall saya, tapi dpindah kesini (Panduan plot untuk celestaeal sebenarnya hehe)