Apr 22, 2018

3.5K 514 45
                                    





"Hyung?!"

Taehyung menjeblak pintu dengan kasar, matanya nyalang menatap kamar yang berantakan dan penuh dengan bertumpuk-tumpuk kardus.

"Apa-apaan?!"
Taehyung berujar gusar, mengambil langkah besar-besar ke satu-satunya orang yang berdiri disana―Seokjin.

"Jin Hyung tidak bilang kalau hyung dimutasi!"
Seru Taehyung penuh amarah. Mata anak itu berkaca-kaca dan hidungnya memerah.
"Kenapa tiba-tiba?! Ini semua karena Namjoon hyung kan?"

Seokjin tersenyum lembut, meletakkan buku yang hendak dimasukkan ke kardus lalu melap tangannya di kaus sebelum mengusap air mata Taehyung yang berjatuhan.
"Taehyung...."

"Hyung tahu, kan? Hyung tahu Namjoon hyung selingkuh dengan Jimin. Kenapa hyung tidak bilang? Hyung tahu, kan?"
Taehyung berbicara tersendat-sendat. Anak itu menangis, tangannya mencengkeram erat lengan baju kakaknya.

Seokjin mengusap rambut Taehyung sayang, menyibak poninya yang kembali jatuh dan membersihkan air mata Taehyung.
"Benarkah? Hyung tidak tahu."

Bohong.

Seokjin bohong.

Taehyung hapal betul kapan Seokjin berbohong, dan menyadari Seokjin berbohong di saat seperti ini membuat hati Taehyung sangat sakit sehingga anak itu menangis lebih keras.

"Hyung, jangan pergi.... K―kalau hyung tidak suka tinggal disini, hiks― kita pergi sama-sama hyung. Aku ikut kemanapun hyung pergi. A―tau kita mencari rumah lain kalau Jin hyung tidak mau tinggal bersama Jimin. Hiks―Tapi hyung jangan pergi. Jangan tinggalkan aku. Huhu―"
Taehyung meracau, dia tidak tahu apa yang dia bicarakan. Tapi satu hal yang pasti adalah dia tidak ingin Seokjin pergi.

"Sst.. Dengar, Taehyung-ie dengar hyung."
Seokjin mengusap pipi Taehyung sayang, menangkup wajah adiknya sehingga menatapnya.
Dada Seokjin serasa diremas melihat muka Taehyung yang memerah.

"Hyung memang tiba-tiba dimutasi, bukan karena Namjoon atau Jimin-ie. Taehyung tinggal baik-baik ya disini dengan Jimin-ie, jangan jahat ke Jimin-ie.
Ingat Taehyung, Jimin-ie sama seperti kita. Sama-sama yatim piatu. Hanya saja kita lebih beruntung karena punya satu sama lain,sementara Jimin-ie sendiri. Baik-baik dengan Jimin-ie, ya? Lagipula kalau kau pindah, bagaimana dengan kuliahmu?"
Seokjin menaikkan sebelah alis dengan senyum jenaka.
"Belajar yang benar ya, Taehyung-ie. Mengerti? Sudah, jangan menangis ya. Cup cup cup."
Seokjin mengusap-usap dahi Taehyung sayang. Dia terkekeh melihat Taehyung yang tidak seperti biasanya―menangis hebat sampai tersendat-sendat.

"Utututu, wajah taetae jelek sekali sih. Lihat, wajahnya merah dan jelek. Ayo jangan menangis, nanti malu loh kalau Jungkook-ie lihat."
Hibur Seokjin, tangannya tidak berhenti mengusap air mata Taehyung.
Taehyung merengek kesal dikatai Seokjin tapi tidak menolak saat tangan kakaknya mengusap wajahnya seperti ini.

Seokjin tertawa gemas.
Sudah lama sekali dia tidak melihat adik kecilnya bertingkah seperti ini.
Taehyung merengut dan memeluk Seokjin, menangis di pelukan kakaknya.

Seokjin tersenyum, mengelus kepala dan punggung Taehyung lembut.




'Maafkan hyung ya, Taehyung-ie.'

.
.
.

―Celestaeal; Apr 22, 2018 [07.50 am]

Selamat pagi♡♡

Lanjutan petite piece yang bagian Seokjin yang tersakiti.
Gatel aja pingin bikin ini hehehe
Kalau lupa, silahkan dibuka lagi yang petite piece akhir maret hehehehe
('▽`)

Petite PièceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang