June 24, 2018

4.3K 482 88
                                    















Ketiga kalinya Seokjin bertemu dengan Namjoon adalah saat pria itu memberikan ucapan sambutan di salah satu kuliah umum yang dihadiri Seokjin.

Namjoon masih tetaplah Namjoon yang biasa; tegap dan gagah. Pria itu memberikan sambutan dengan penuh wibawa dan Seokjin tidak bisa mengalihkan pandangan penuh kekaguman dari pria itu.

Tapi pandangan Seokjin berubah melunak ketika Namjoon tersandung saat menuruni podium.

Seokjin bisa mendengar suara beberapa orang yang tertawa kecil sementara pria yang sedari tadi menarik perhatiannya itu hanya tersenyum sambil menundukkan kepala singkat. Tidak butuh waktu lama bagi Seokjin untuk menyadari bahwa si Kim itu berusaha menahan malu.

Seokjin masih lekat menatap Namjoon hingga pria itu kembali ke tempatnya, kemudian dia sedikit menaikkan sebelah alisnya saat mendapati Namjoon menutup muka malu dengan sebelah tangan saat pria itu sudah duduk di kursinya.

Senyum kecil terulas di bibir Seokjin.

Entah apa yang ada di kepalanya tapi ada satu hal yang pasti menurut Seokjin.

Kim Namjoon itu ceroboh dan entah kenapa kecerobohan pria itu membuatnya tampak manis di mata Seokjin.











.












"Hei.."

Seokjin benar-benar meragukan isi kepalanya sekarang, entah apa yang dipikirkannya saat melangkahkan kaki menuju si pria ceroboh setelah acara berakhir. Pria itu masih disana, duduk di tempatnya dan Seokjin tidak sadar saat badannya bergerak sendiri ke pria itu.

Pria itu terperanjat, dia mendongak dengan mata membelalak kaget namun sedetik kemudian kembali seperti biasa.

"Oh, hai."

Seokjin tersenyum dan mengambil tempat di sebelah Namjoon.

"Sambutan yang bagus."
Katanya.

Sedetik setelah perkataannya terlontar Seokjin merutuki diri sendiri habis-habisan dalam hati.

Kikuk sekali, Kim Seokjin bodoh!

Pria itu berkedip, jelas sekali kaget dengan pernyataan Seokjin. Tapi tak berlangsung lama, karena dia kemudian tersenyum kecil yang membuat lesung pipinya terlihat samar.

"Terima kasih um―"

"Seokjin."
Seokjin menyahut cepat.

"Seokjin Kim."

"Terima kasih, Seokjin-ssi."

Seokjin mengangguk, tidak tahu mau membalas apa. Dia hanya berdeham pelan berusaha mengatasi kecanggungan saat tangan seseorang terjulur ke arahnya. Lantas Seokjin mendongak dan mendapati pria yang sama mengulurkan tangan kepadanya.

"Aku Namjoon, Kim Namjoon. Senang berkenalan denganmu, Seokjin-ssi."

Senyuman pria itu lebih lebar, lesung pipinya terlihat jelas dan Seokjin tidak bisa untuk tidak ikut tersenyum dan menjabat tangan pria itu.

"Senang berkenalan denganmu, juga."

Keduanya melepaskan tangan dan berdiam di keheningan yang canggung. Hingga Seokjin ingat apa tujuannya pergi ke pria itu.

Seokjin terburu melepas tas ranselnya, tangannya mengobrak-abrik isinya sementara Namjoon hanya diam memandang Seokjin dengan raut penasaran yang ditahan.

Beberapa detik kemudian Seokjin bersorak kecil 'ketemu!' lalu menjulurkan benda temuannya ke Namjoon.

Plester luka.

Namjoon berkedip bingung.

"Untukmu. Kau bisa mengambil semuanya―kalau kau mau."
Seokjin berkata sambil menyodorkan satu pack plester luka ke Namjoon.

"Plester luka? Aku tidak―"

"―Kakimu."

Seokjin terlebih dahulu memotong perkataan Namjoon.

"Tadi kau tersandung, aku berani bertaruh kakimu luka. Ambillah."

Seokjin mengangkat pack itu lebih dekat ke Namjoon. Pria di hadapannya hanya terdiam, tidak merespon. Seokjin tersenyum kecil dan meletakkan pack plester luka di telapak tangan Namjoon yang terbuka.

"Mungkin dugaanku salah, tapi tidak apa-apa. Simpan ini."

Seokjin menepuk plester luka pelan kemudian beranjak berdiri.

"Aku duluan, Namjoon-ssi."

Seokjin melambai singkat lalu berjalan menuju pintu keluar. Seokjin hanya berjarak beberapa langkah dari pintu aula yang sepi saat teriakan memanggil namanya terdengar nyaring.

Seokjin menengok, Namjoon berdiri dari kursinya dengan badan menghadap ke arahnya. Tangan pria itu menggenggam erat plester luka darinya.

"A―"

Namjoon membuka mulut, kemudian menutupnya.

Seokjin memandang heran; dia masih diam di tempatnya berdiri menanti Namjoon.



"S... Seokjin-ssi―







mau makan siang bersama?"







.

.

.

―Celestaeal; June 24, 2018 [06.55 am]

Halo
Lama tidak bertemu, ya?
Rindu tidak?

(Dm ku jebol kalian menagih petite piece, padahal maunya pura-pura lupa :'>)

Anyway, i'm so sorry guys, beberapa hari ini aku sibuk mengurus pengungsianku ke candi .g

Nggak, maksudku aku packing dan segala tetek bengek lainnya buat KKN. Yap, aku akan KKN, guys.
(Sampai agustus kalau kalian ingin tahu wkwk)

Nanti jam 9 aku berangkat hahahaha

Hiatus?


No. :>

Aku nggak hiatus guys, masih nulis cuman tidak se-spam biasanya. Kalau gabut waktu KKN baru aku spam, oke?

Yang menunggu segala macam yang menggantung di petite sabar ya, aku dari kemarin nulis di petite tapi nggak selese cuman jadi draft :">
(Akan kupublish kok, tenang ya)

Aku masih inget t-rex, hoseok, dan tante yoonji yang menggantung :"> (ada lagi nggak yang ngegantung? Aku lupa)

Kupikir itu dulu saja, nanti kalau di perjalanan gabut mungkin aku akan membuka petite lagi.

Adios!

Ps. Ini imagine lanjutan loh. Ada yang bisa tebak ini imagine apa? 🐒

Petite PièceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang