Ada sesuatu di mata Taehyung yang membuat Jungkook terusik malam itu.
Ini bukan soal bagaimana kedua tangan Taehyung menahan kedua pipinya, bukan pula soal jarak wajah pria itu yang terlampau dekat.
Tapi, ada sesuatu di iris coklat keemasan Taehyung yang membuat Jungkook tidak mampu untuk menolak, memalingkan matanya barang sedetik pun.
"Tae―"
Suara Jungkook tercekat, dan itu tidak membuat pria itu merasa lebih baik.
"Ssst,"
Taehyung mendesis teramat pelan, Jungkook tidak akan mendengarnya kalau bukan karena jarak mereka yang terlampau dekat.
Kemudian Taehyung mendekatkan kepalanya, membenturkan keningnya dengan kening Jungkook dan untuk kesekian kalinya kembali meruntuhkan batas yang dibangun Jungkook terhadap dirinya.
"Aku akan pulang."
Taehyung berbisik, matanya perlahan menutup dan Jungkook tidak berkedip melihat bagaimana bulu mata terlampau panjang milik Taehyung perlahan menutup menyapu permukaan pipinya.
"Aku akan kembali malam ini." Taehyung mengembuskan nafas perlahan di antara derit giginya. "Tapi.... Bisakah kau berjanji satu hal padaku?"
Jungkook menggigit pipi bagian dalamnya terlalu keras, menahan rasa sakit tak kasat mata yang tiba-tiba menghantam dadanya.
Bibir Jungkook bergetar, susah payah membuka mulutnya.
"Apa?"Pria yang lebih tua dari dirinya membuka mata, menatap raut wajah Jungkook lamat-lamat. Ibu jari Taehyung di pipinya bergerak pelan, menyusuri permukaan pipi Jungkook yang semakin tirus itu terlampau pelan.
"Bisa.. bisakah kau menjaga dirimu sendiri?"
Taehyung tidak mendapat respon apapun dari Jungkook, pemuda itu seolah membatu.
"...For me? Can you please take care of yourself―for me?"
Suara Taehyung yang bergetar membuat respirasi Jungkook terpacu kacau. Pria berambut hitam itu mengepalkan tangan begitu erat di sisi tubuhnya.
Taehyung menatap nanar iris hitam gelap Jungkook, tak luput menyadari lapisan bening yang siap tumpah kapan saja di kedua mata bulat Jungkook
"Aku, aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. I couldn't bear the thought of you having to suffer alone."
Taehyung terdengar kacau, napasnya putus-putus seirama dengan tangannya yang bergetar.
Jungkook terpaku, kehilangan kata-kata―menahan diri untuk tidak mengulurkan tangan, meraih jemari Taehyung dan menenangkan pria itu seperti dulu yang biasa dia lakukan.
Meski jelas itu tidak mungkin.
Jungkook terlampau paham dengan dinding tak kasat mata yang melingkupinya, batasan-batasan yang dia buat untuk dirinya sendiri sejak dia memutuskan untuk pergi dari tempat yang ia sebut sebagai rumah.
Alhasil Jungkook hanya diam, berdiri seperti orang tolol sementara pria yang selama ini selalu menghantui tiap tidur malamnya berdiri tepat di hadapannya.
"Aku mencintaimu, Gguk-ah. Sangat mencintaimu."
Taehyung kembali berkata, membisikkan aku mencintaimu berulang-ulang seperti mantra.
Berharap untuk kali ini saja―
Jungkook mendengarnya.
[Capable Man]
.
.
.―Celestaeal; Okt 2, 2018 [01.01 am]
KAMU SEDANG MEMBACA
Petite Pièce
De Todo[!!!] Random Imagine yang sangat, sangat, singkat. Sebelumnya berada di wall saya, tapi dpindah kesini (Panduan plot untuk celestaeal sebenarnya hehe)