Namjoon pikir dia bermimpi saat pulang ke apartemen dan mendapati meja makannya dipenuhi berpiring-piring makanan yang masih mengepulkan uap hangat.
Pria itu melongo.
Iya, melongo dengan mulut terbuka.
Serius, dia kaget setengah mati saat mendapati lampu apartemennya menyala begitu membuka pintu tadi. Jujur saja, Namjoon sudah berpikir kalau apartemennya dibobol maling.
Tapi nyatanya saat memasuki apartemen pria itu mencium bau harum masakan yang membuat langkah kakinya langsung menuju ke sumber bau.
Karna itulah sekarang Namjoon berdiri di depan meja makan dalam keadaan melongo.
"Dor!!"
"Astaga!"
Namjoon tersentak kaget saat bahunya ditepuk keras. Pria itu menoleh dengan mata melotot.Namjoon mencibir kesal saat mendapati sesosok pria yang memakai jaket jeans tertawa bahagia melihat reaksinya. Namjoon mencubit perut pria yang berstatus sebagai kekasihnya itu kencang.
"Aduh, Joon-ie. Mukamu! Hahahaha..."
Pria itu tergelak separuh kesakitan. Dia mengusap-usap perutnya yang terasa panas pasca dicubit."Menyebalkan! Kukira maling atau perampok. Dasar sialan."
Namjoon menggerutu kesal. Pria itu berjalan dengan langkah terhentak menjauhi pria yang masih terbahak-bahak itu. Jantung Namjoon rasanya mau copot tadi."Ei, jangan mengomel. Nanti kau terlihat semakin tua."
Pria itu menyusul Namjoon yang meninggalkannya. Wajah Namjoon masam, alisnya berkerut dan bibirnya merapat menjadi garis tipis yang membuat lesung pipitnya terlihat samar."Joon-ie, jangan marah dong."
Pria itu melingkarkan tangannya di pundak Namjoon, tangannya yang bebas menusuk-nusuk pipi berdimple Namjoon jahil."Lihat, wajahmu merengut. Persis seperti bapak-bapak." Katanya jahil.
Namjoon mendengus tidak suka, dia menyikut perut pria itu keras―
"Aduh!"
―lalu tersenyum puas.
"Jangan main kasar dong, sayangku." Pria itu berkata separuh terkekeh. Matanya berbinar jahil sambil mencolek dagu Namjoon main-main.
"Sudah, jangan marah-marah. Kalau kau marah terus air panasmu aku buang, loh."
Namjoon menaikkan sebelah alis mendengarnya.
"Air panas?"
Beonya.Pria itu tersenyum lebar. Bukannya menjawab dia malah memijat pelan bahu Namjoon. "Kau pasti lelah, bahumu tegang sekali. Berendam dengan air hangat kurasa membuatmu lebih baik, kan?"
Namjoon mengerjap pelan mendengarnya.
Sial.
Air hangat untuk berendam dan makan malam lezat. Kekasihnya memang yang terbaik!
Namjoon menahan diri untuk tidak melompat ke pelukan pria itu. Dia masih kesal, ingat?
Alhasil Namjoon menggigit pipi bagian dalamnya untuk menahan senyum.
Pria di depannya memutar bola mata malas dengan muka mencemooh.
"Oh ayolah, kau masih mau belagak marah setelah disiapkan air hangat dan makan malam oleh kekasihmu yang tampan ini?"Namjoon mendengus, mati-matian menahan senyum. "Sialan. Untung aku cinta wajahmu. Kalau tidak sudah pasti wajahmu babak belur."
Kekasihnya memasang raut wajah terluka sambil memegang dada kirinya. "Kau menyakiti hatiku, sayang."
Baru saja Namjoon ingin melontarkan makian atas ulah berlebihan kekasihnya, pria itu sudah kembali tersenyum lebar dan berbalik menuntun Namjoon menuju kamar mandi.
"Ayo ayo, waktunya mandi."
Kekasihnya berujar jenaka sambil menuntun Namjoon ke depan pintu kamar mandi. Tepat saat Namjoon membuka pintu kamar mandi, kekasihnya membuka kancing celananya, hendak melucuti celana jeans sambil mengusap selangkangannya lembut."Mandi sendiri atau kumandikan, hm?"
.
.
.―Celestaeal; May 9, 2018 [07.41 pm]
Jangan lupa makan♡
Ayo tebak tebak buah manggis siapa pria itu 😶
KAMU SEDANG MEMBACA
Petite Pièce
Random[!!!] Random Imagine yang sangat, sangat, singkat. Sebelumnya berada di wall saya, tapi dpindah kesini (Panduan plot untuk celestaeal sebenarnya hehe)