"Yoongi hyung, ayo pul ― ang..."
Suara Jimin yang mulanya melantun keras berakhir melemah saat dia mendapati sosok Yoongi yang tertidur di meja.
Jimin yang terpekur di pintu studio perlahan menarik bibir―tersenyum kecil, manik matanya berkedip dua kali guna mengamati baik-baik sosok Yoongi hingga akhirnya dia mengambil langkah perlahan memasuki studio, dia berjalan dengan kaki berjingkat karena takut membangunkan pria yang tertidur begitu pulas di depan komputer.
Jimin berdiri di samping kursi Yoongi membuat senyum di wajahnya melebar. Wajah tertidur Yoongi tampak lelap meski poninya berjatuhan menutupi dahi, hingga Jimin tergerak untuk menjulurkan tangan; menyisir lembut helaian rambut kekasihnya. Mau tidak mau sorot mata Jimin melembut saat melihat wajah Yoongi yang tampak lelah lengkap dengan kantung mata menghitam dan kulit semakin pucat pasca mengurung diri berhari-hari di studio.
Bukan hal yang baru bagi seorang Min Yoongi untuk mengurung diri di studio. Kerjaan yang menumpuk membuat pria berkulit terlampau pucat itu tidak bisa bersantai sejenak. Hal ini membuat Jimin menarik napas pelan. Merasa kagum dengan dedikasi tinggi Yoongi untuk music, namun juga khawatir dengan kondisi kesehatan kekasihnya yang kerap kali mengabaikan waktu makan. Apalagi dengan Yoongi yang tipikal pria workaholic, sudah dapat dipastikan kalau pria itu lebih memilih menyelesaikan lagu daripada tidur.
"Hyung..." Jimin berbisik pelan.
Tidak ada reaksi dari Yoongi, pria itu masih terlelap dengan nafas berhembus teratur membuat Jimin tidak sampai hati membangunkannya. Pria berambut white blonde itu bahkan tidur dengan tangan masih mengenggam pulpen dan dari sudut mata Jimin bisa melihat buku terbuka yang ditiduri Yoongi, penuh coretan disana sini.
Jimin terkikik geli, membayangkan Yoongi yang tertidur saat tengah bekerja. Kemudian pria Park membungkuk kecil, mengecup lembut pelipis dan dahi Yoongi.
"Jangan memaksakan diri, ya hyung. Aku mencintaimu." bisik Jimin di dekat telinga Yoongi meski dia tahu Yoongi tak akan mendengarnya. Jarak wajah yang terlampau dekat di antara keduanya membuat Jimin termenung. Jimin berkedip pelan, melihat baik-baik dan mematri di ingatannya sosok Yoongi dari jarak sedekat ini (Jimin bahkan bisa menghitung helai bulu mata Yoongi karena space di antara keduanya seminim itu.) Setelah puas memandang kekasihnya, Jimin tidak bisa menahan diri untuk tidak mengecup pipi Yoongi.
Setelah mencuri tiga kecupan dari kekasihnya, Jimin kembali berdiri tegak, kali ini dengan senyum merekah lebar dan pipi bersemu. Jimin meraih selimut Yoongi di sofa, menyelimuti pria yang terlelap sebelum pergi meninggalkan studio.
Saat pintu studio tertutup dengan suara klik pelan, Yoongi bergerak kecil. Pria itu menggeliat―melepas genggaman pulpennya kemudian menutup mukanya yang memerah malu dengan tangannya yang bebas.
Di balik tangannya, Yoongi tersenyum lebar, bagian kepalanya yang beberapa detik lalu dicium Jimin terasa hangat.
"Hyung juga mencintaimu, Jimin-ie."
.
.
.― Celestaeal; Jan 20, 2019 [07.07 pm]
Wow, halo!
Long time no see, guys. Terakhir ketemu tahun lalu ya :") lama sekali 😔
Ada yang masih ingat petite? Ato malah lupa h3h3 🐒
KAMU SEDANG MEMBACA
Petite Pièce
عشوائي[!!!] Random Imagine yang sangat, sangat, singkat. Sebelumnya berada di wall saya, tapi dpindah kesini (Panduan plot untuk celestaeal sebenarnya hehe)