Part 9

12.9K 810 6
                                    

Byakta penasaran menunggu hasil unduhan video yang dikirimkan Istrinya itu. Ia baru sempat membuka pesan dari Baheera yang suka membagi cerita mengenai kesehariannya di rumah bersama putra mereka.

Apalagi coba yang sudah dilakukan oleh putranya. Luar biasa sekali. Ada-ada saja hal baru yang membuat Byakta merasa takjub.

Dalam video Byakta hanya melihat punggung Taya yang membelakangi kamera.

Tidak lama muncul suara Taya dalam video.

' Hei tayo, hei tayo dia bis kecil lamah. melaju wus wus, melaju wus wus..'

Ada-ada saja, Taya suka mengganti lirik lagu semenarik mungkin. Bykata tersenyum geli melihatnya.

' Ayah pelgi kelja.. Ayah naik mobil..' Taya masih bernyanyi dengan mengganti total isi liriknya.

Dan nadanya tentu sesuai keinginannya.

'Ayah pelgi kelja, mama di lumah. Ayo tayo, Ayo tayo. Kita pelgi kerja.'

Selain suara putranya Byakta bisa mendengar kikikan geli istrinya dalan video itu.

" Aduh gemas, jadi pengen cepat pulang." Byakta jadi rindu rumah.

Lebai memang, baru juga pisah beberapa jam sudah kangen anak istrinya.

' Tayoooo, naik bis baca doa. Bismilillahilohmanilohim'

Byakta tidak tahan. Ada perasaan bangga menyusup pelan dalam hatinya. Berdoa semoga kelak putranya menjadi anak sholeh, sehat dan bahagia.

' Taya main sama Dino. Jangan ajak ayah. Ayah kelja. Ajak mama saja. Mama di lumah.' sekarang Taya bergumam. Tidak lagi bernyanyi.

Seringkali Byakta mendapati anaknya bercerita dengan mainan-mainan miliknya.

Taya memberi nama untuk setiap mainan yang dimilikinya. Tentu saja membuat Byakta pusing.

Bayangkan harus menghafal nama mainan Taya semua. Bisa gila.

Banyak sekali dan jangan mencobanya.

Tapi tentu saja yang punya menghafalnya luar kepala. Taya luar biasa sekali. Ingatannya kuat untuk ukuran anak kecil seusianya.

Ketika jam menunjukkan waktu istirahat Byakta memutuskan untuk menelepon Baheera sebentar. Mendengar suaranya dan bertukar sapa.

Mungkin jadi kebiasaan untuk saling memberi kabar.

" Assalamualaykum," begitu diangkat Bykata segera menyapa, memberi salam.

" Waalaykumsalam, Mas lagi istirahat?"

" Iya nih, baru mau istirahat. Tapi telepon kamu dulu. Kangen, apalagi lihat video yang kamu kirim tadi. Baru sempat buka hape."

" Sholat dulu yah mas nanti baru makan. Biar nanti nggk buru-buru makannya." Byakta suka dengan perhatian istrinya.

Rasanya bikin bahagia.

Walaupun hal-hal sepele seperti menyuruhnya hati-hati, atau mengingatkannya untuk ibadah.

" Terimakasih yah Mama Taya. Oh iya tumben Taya nggak kedengaran suaranya. Taya kemana?"

" Tidur. Capek kayaknya mas. Main mulu, dari pagi mainannya dijejerin semua tadi di ruang keluarga."

Saat Taya tidur, itu masa yang paling menyenangkan. Baheera bisa meluangkan waktunya sejenak untuk diri sendiri.

" Itu video yang kamu kirim, yaampun gemas banget akutuh. Bisa banget yah dia mikir kya gitu. Nyanyi pula."

Byakta tidak dapat menyembunyikan nada bahagia dalam suaranya.

" Dia suka ngarang-ngarang lagu sendiri Mas, atau ngajakin ngobrol mainan Dinonya."

Baheera terkekeh geli membayangkan kelakuan putranya. Penuh kejutan.

Byakta dan Baheera sangat bersyukur, putra mereka sehat dan menjadi salah satu kebahagiaan mereka.

" Makin cerewet aja dia. Udah gitu mulai sering niru. Aku tuh kadang harus mikir kalau ngomong atau mau lakuin apa aja. Takut nggak sengaja ngelakuin hal yang nggak baik terus dia niru."

" Kalau sekarang juga nggak boleh janji sembarangan. Dia bakal ingat terus nanti ditagih terus."

" Makin hari makin besar dia, nggak mau dia cepat gede. Ini aja nggak berasa tahu-tahu udah suka protes. Suka posesif, suka pamer."

Byakta mengeluh tak terima, putranya yang menggemaskan itu akan dewasa pada masanya.

" Hahhahahaha, ada ada aja kamu Mas. Ini anak sama bapak sama sama posesif deh."

NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang