Part 132

6K 645 126
                                    

" Abang main didalam yuk nak. Panas loh." Baheera memanggil Taya untuk segera masuk, namun Taya masih saja sibuk dengan dunianya.

Mamanya juga nggak Taya ajak tadi. Kalau ajak mama suka nggak seru dan Taya nggak mau itu terjadi.

" Sebental Mama, semut Taya belum banyak."

Taya ogah masuk. Misi bocah gembul hari ini mengumpulkan banyak semut untuk dipelihara.

Mama sudah melarang Taya, tapi Taya kabur waktu mama tidak lihat.

" Masuk yuk nak. Mama potong mangga nih, manis lagi. Eumm dingin habis Mama simpan kulkas tadi."

Baheera menyogok putranya dengan mangga. Bersyukur sekali sudah mulai musim orang jualan mangga. Jadi ada sogokan untuk Taya.

" Semut Taya Mama?"

Sepertinya Taya tergoda. Siapa yang tahan dengan godaan mangga. Taya suka sekali kok. Aduh kan Taya jadi bingung.

Kalau masuk nanti pasti semutnya dibuang mama. Tapi kalau nggak masuk mangganya seakan memanggil-manggil.

" Abang simpan lagi dipohon semutnya. Lepas dulu nak, kasian semutnya kalau Abang tangkap. Nanti dicariin sama mama semut." Baheera membujuk Taya.

Ini juga aneh sekali komunikasi ibu dan anak ini. Dari jarak jauh.

Taya yang nggak mau segera masuk dan Baheera yang malas menghampiri putranya yang senang panas-panasan.

Pasti nanti Taya bau matahari.

" Kaya Mama cali Taya?" Taya menantap mamanya ingin tahu. Kan jadi penasaran mama semut nanti teriak kaya mamanya Taya nggak yah.

" Iya, masuk yuk nak. Nanti malam kita baca cerita mengenai semut dan kerajaannya."

" Semut jadi laja?"

Taya terlihat tetarik, tapi belum juga beranjak dari tempat semula.

" Bukan jadi raja, tapi ada kerajaannya. Makanya Abang masuk dulu yuk. Nanti Mama ceritain deh. Itu makin makin panas."

" Semutnya Taya boleh bawa masuk?" Taya mencoba negosiasi dari jauh.

Menunggu mama menjawab dengan sabar dan sesuai dengan harapannya.

" Simpan yah Bang. Nanti Mama dicari sama Mama semut karena Taya bawa masuk anaknya." jawab Baheera asal.

Baheera tahu sih kalau jawabnya asal dan tidak sesuai harapan putranya akan panjang urusannya.

" Kelen dong, nanti Mama semut masuk lumah. Taya tangkap deh."

Taya seperti mendapatkan pencerahan. Konsepnya seperti menyandera anak semut.

" Simpan deh Bang semutnya. Kasian dia kalau dipelihara. Nggak bisa main nanti sama teman-temannya."

Sinar matahari semakin menyilaukan. Rasanya Baheera sudah ingin masuk. Namun Taya masih saja berdiri diujung sana dengan botol isi semut yang sudah ia tangkap.

" Taya tadi tangkapnya susah Mama. Taya mau pelihala semut. Ini besal-besal dia." Taya menolak ide mama untuk melepaskan hasil tangkapannya.

Susah payah kok Taya mengumpulkannya, dan mama menyuruhnya melepaskan semuanya.

Tidak bisa.

Taya nggak mau masuk kalau belum bolehin memelihara semutnya.

" Ayo masuk. Panas banget Bang, boleh deh bawa botol isi semutnya."

Pada akhirnya Baheera menyerah. Semoga nanti Taya lupa sama semutnya. Malas rasanya memelihara sesuatu yang tak ada manfaatnya.

Taya sepertinya butuh peliharaan yang tak menguras tenaga orangtuanya. Tapi sepertinya nggak ada.

" Yaiii. Ayo Mama maam mangga." pekik Taya senang, berlari menghampiri mama sambil memegang botol berisi semut yang sudah berhasil ditangkap.

" Semutnya simpan sini dulu aja yah. Tutup atasnya pakai kain saja biar semutnya bisa napas. Kalau tutup rapat nanti mati."

Baheera mengambil bekas kain tipis untuk menutup botol milik Taya.

" Huuh. Nanti Taya mau kasih lihat Ayah."

" Boleh dong. Nanti kasih lihat Ayah yah. Nah sekarang sudah ditutup. Simpan sini deh. Sebelum masuk cuci tangan dan kaki dulu. Kita makan mangga."

" Mangga yummi. Taya suka."

NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang