Part 59

7.1K 587 50
                                    

Sepanjang perjalanan Taya cukup rewel, karena kondisi lalu lintas yang macet membuatnya tidak begitu betah berada dalam mobil.

Namun yang perlu disyukuri adalah Taya yang kelelahan hingga membuatnya banyak tidur sepanjang perjalanan.

Begitu mereka sampai Taya terlihat bahagia dan segar.

" Mama maam woltel banyak?" tanyanya begitu menyadari mamanya membeli banyak wortel.

" Buat nanti kasih makan hewan Bang."

" Ummm.. ndak duduk sini Mama. Lepas." Taya ingin duduk bersama Amanya di depan, tidak ingin duduk di car seat.

" Abang mau lihat apa saja nanti?" tanya Byakta begitu putranya sudah duduk di depan bersama kakeknya itu.

" Itu Zebla, jelapah, Singa, halimau juga. Ada ikan?" Bocah gembul itu antusias mengabsen satu persatu hewan yang ingin ia lihat nanti.

" Nggak ada Ikan sepertinya." bingung Baheera.

Orang dewasa di dalam mobil itu tidak yakin ada kolam ikan, atau akuarium.

" Kasi makan Zebranya Bang." Baheera memberikan seikat wortel untuk Taya dan kakeknya di depan.

" Ama kasi... Amaaa... itu zebla Amaa..." teriak Taya panik begitu zebra mendekati mobil mereka. Walaupun masih ada jarak aman namun Taya sudah berteriak heboh karena takut.

" Tidak apa apa kok. Taya kan pemberani. zebranya tidak gigit." hibur kakeknya menenangkan kehebohan Taya.

Bukan apa apa, kalau Taya terus bergerak seperti itu rasanya berat karena Taya cukup berisi.

" Jangan maam Taya yah. Maam Ama saja. Zebla kan anak baik." pintanya polos ketika ia mengulurkan wortel untuk dimakan zebra yang berada di samping mobil mereka.

Orangtua dan nenek kakeknya tertawa lucu mendengar ucapan polos Taya.

" Ayoo kita lanjut lagi..." ajak Byakta, mobil di depan mereka sudah mulai maju.

Rasanya tidak enak juga jika mereka terlalu lama, karena beberapa mobil di belekang sudah mengantri juga.

" Habis ini kita bisa lihat Onta yah. Onta warnanya apa?" tanya Byakta pada putranya itu.

" Cokelat. Ada putih ndak?" Tanyanya ke arah kakeknya. Posisi duduknya sudah seperti koala.

" Nggak ada. Wahh benar warnanya coklat. Taya pintar sekali." puji kakeknya.

Taya tersipu malu mendapatkan pujian seperti itu.

" Ndak kasi maam?" begitu dekat dengan tempat Onta Taya merasa heran, kenapa ontanya tidak mendekat seperti rusa dan zebra tadi yah.

" Ontanya jauh. Lihat dari jauh saja yah."

" Zebla ada putih, onta ndak ada? Lusa juga ndak ada?"

" Nggak ada. Tidak semua warnanya sama." kakeknya sangat sabar sekali menghadapi kecerewetan cucunya itu.

Hiburan tersendiri.

Mereka menelurusuri taman safari dengan ceria dan kehebohan Taya tentu saja.

" Hippo...  hippo.... Ama lihat Hippo. Ami lihat ndak? Ada hippo Mama... Belhenti Ayah, mau lihat hippo lama." teriak Taya heboh begitu mereka melewati kandang kuda nill.

" Ayoo Ama, tulun mau lihat Hippo." ajaknya kemudian.

" Tidak boleh turun. Lihat dari mobil saja yah." jawab Baheera cepat.

Taya dan idenya.

Siapa tahu ketika mereka turun dari mobil nanti ada singa yang lewat.

" Lihat Hippo sana. Dekat sana. Ayoo Amaa..." ajaknya lagi. Mengabaikan larangan mamanya.

" Lihat Hipponya deh, itu ada pembatasnya. Ada pagarnya. Taya tidak bisa masuk. Bisa lihatnya dari mobil saja." kakeknya memberikan penjelasan dengan tenang.

" Kenapa pagal?" tanyanya penasaran, netranya melihat ada pagar sebagai pembatas.

" Agar tidak lepas. Jadi bisa aman di sana."

" Ummmm... hippo di lumah saja. Ndak jalan jalan?" tanyanya lagi.

Sepertinya Taya gagal fokus atas penjelasan kakeknya.

" Hippo di sana saja. Nggak bisa ikut Taya jalan jalan." kekeh kakeknya merasa gemas.

" Taya mau ajak Hippo jalan jalan?" tanya neneknya lagi.

" Ndak bisa. Hippo di pagal sana Ami." tunjukkan ke arah kuda nill yang berjalan ke arah air.

Sisa perjalanan masih di dominasi oleh bocah gembul itu, bertanya ini itu. Belum lagi drama ingin turun.

Lalu ketika harus dekat dengan beberpa hewan berteriak takut dan tidak mau.

Ada ada saja tingkah Taya yang membuat nenek kakek serta orangtuanya terhibur.

NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang