Part 62

6.9K 590 34
                                    

" Anteuu...." teriak Taya heboh begitu melihat gambar tantenya di layar hp.

" Abang lagi apa?"

" Lagi main sama Ama sama Ami. Datang sini, lumah Taya. Naik pesawat loh. Jauh." ceritanya cerewet sekali.

" Oh yah. Ami sama Ama lagi dirumah Taya yah?"

" Huuh. Kemalin, kemalin itu main di taman safali. Lihat lusa, singa, sama hippo."

" Wahhh, Taya habis jalan jalan yah. Taya senang?"

Balqis terkekeh geli melihat Taya dari layar hpnya. Gambarnya tak terlalu fokus, belum lagi suaranya hilang timbul seperti sinyal di pedalaman sana.

" Senang. Mama, Mama, kemalin ndak ajak Anteu kan yah?"

Taya meletakkan begitu saja hapenya di atas sofa, membiarkan layarnya gelap gulita dan berlari menghampiri mamanya.

" Iya. Kan perginya sama Ama, Ami, Ayah, Mama sama Taya saja. Itu teleponnya masih sama Tante Balqis?"

" Ntee, ntee, kemalin ndak ajak. Nanti ajak Taya yah ke sana lagi."

Maksudnya adalah nanti Taya akan mengajak tantenya itu pergi ke Taman Safari lagi.

Akhirnya Balqis bisa melihat Taya lagi dari layar hapenya, tidak lupa senyuman karena ucapan Taya sebelumnya.

" Wah terimakasih yah. Nanti bilang sama Ayah buat ajakin Anteu juga."

" Iyaa.. Anteu ndak sini? Lumah Taya?"

Tanyanya lagi sambil berguling guling di sofa ruang keluarganya.

Yang paling penting menurut Taya ketika menelepon itu adalah mendengar suaranya.

" Taya dong main ke sini."

" Ndak mauuu. Taya mau libul ke lumah Ama. Disana jauh. Naik pesawat." tolak Taya cepat.

Kemarin mamanya bilang mereka mau liburan di Malang akhir tahun nanti.

" Lah kapan perginya?"

" Nanti Anteu..."

" Ya kapan?" Balqis senang sekali menggoda keponakannya itu. Rasanya bahagia sekali. Apalagi jika behasil membuat Taya kesal kepadanya, itu terlihat lucu.

Namun jika Abangnya tahu kelakuannya pastilah kena omelan panjang.

" Ami kapan pelgi libulannya?" tanya Taya begitu melihat Aminya melintas di depannya.

" Liburan kemana?"

" Itu loh Ami, pelgi libulan ke lumah Ami. Naik pesawat." jelas Taya gemas.

" Akhir tahun itu nak. Masih lama." Kekeh aminya gemas melihat kelakuan Taya.

Sedangkan Balqis bisa mendengar percakapan Taya dan neneknya itu menggeleng kepala saja.

Taya dan segala keabsrutannya.

" Tuh kan masih lama perginya. Main ke Depok dulu sini." bujuk Balqis.

Kangen juga ia dengan ocehan Taya.

" Nanti sana. Ajak Kasan naik sepeda." ujarnya antusias " Necan ndak ada?" tanya Taya begitu menyadari tidak ada neneknya.

" Necan sama Kasannya lagi di rumah, Anteu lagi di luar sekarang." jelas Balqis.

Taya menganggungkan kepalanya sok paham.

" Mama... Mama... Mama.... Anteu di luar. Main jauh. Ndak ajak Taya nih."

Taya menghampiri mamanya sambil mengadu. Tantenya tidak seru, kenapa pergi keluar tidak mengajaknnya.

Baheera terkekeh kecil melihat kelakuan putranya itu, ada-ada saja kelakuannya yang membuatnya gemas dan tertawa.

" Abangkan jauh, nggak bisa di ajak main." Baheera memberi pengertian, namun Taya masih saja memasang wajah cemberut.

Layar handphonenya sendiri sudah tidak jelas gambarnya. Taya tidak fokus dengan kegiatan video callnya.

" Makanya main sini..." bujuk Balqis lagi.

" Ndak mau..." jawabnya sebal. Taya meletakkan begitu saja handphonenya di hadapannya mamanya, lalu ia kembali ke ruang keluarga untuk mencari Amanya. 

Taya mau main saja sama Ama.

" Lah Taya kemana Kak?"

" Ngambek dia sama kamu. Hahahaha, katanya kamu nggak ajakin dia pergi main." jelas Baheera geli.

" Apaan sih tuh bocil, drama aja hidupnya." gerutu Balqis sebal campur gemas.

" Hahaha kayak kamu nggak tahu aja Qis."

" Iya Kak, tahu banget malah. Udah dulu yah Kak, salam buat Mama Papanya Kak Baheera."

" Oke.."

NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang