Part 43

7.3K 542 20
                                    

" Nataya, Anteu Balqis pulang nih. Bawa es krim vanilla."

Begitu sampai ruang keluarga Balqis terlihat antusias. Ia senang sekali keponakan gembulnya itu menginap di rumahnya. Ia merasa ada keberkahan dibalik sakit diare kakanya. Balqis sudah berencana untuk membajak keponakannya besok.

Ia sudah berencana bermain bersama Taya seharian, berenang, pergi ke Mall juga. Pasti menyenangkan. Soalnya Taya cerewet. Pasti harinya akan lebih berwarna dan seru.

" Anteu bawa apa?" Taya segera menyambut tantenya dengan girang. Meninggalkan kakeknya saat bermain perang-perangan menggunakan pedang plastik.

" Es krim nih. Maam yuk Bang." Balqis menunjukkan jinjingan yang ia bawa. Sekotak besar es krim yang tentu saja membuat mata Taya berbinar senang.

Kalau di rumah ia tidak boleh makan es krim setiap hari.

" Ayoo Anteu..." ia menarik tangan tantenya ke dapur untuk mengambil mangkok kecil juga sendok. " Pakai buah? Cokelat juga?" mintanya dengan mata berbinar.

" Ayo kita lihat dulu di kulkas. Emmm kita punya buah apa nih?"

Mereka berdua duduk jongkong di depan kulkas yang sudah terbuka pintunya. Mengamati isi kulkas, mencari buah yang menarik minat mereka.

" Adanya buah Naga nih Bang. Sama pisang itu di atas meja."

" Nanti melah-melah? Ndak mau." tolaknya cemberut. Pemilih sekali bocah ini, untung tantenya sayang.

" Mah, ini buah naga warnanya merah atau putih?" teriak Balqis. Kebiasaan buruk yang tidak baik di contoh oleh Taya.

" Ndak Mama. Itu Necan," protes Taya tidak suka. Mamanya ada di rumah sakit kok sama Ayah, kalau yang sedang nonton TV sana itu necannya bukan mama.

" Iya, maaf. Necan. Anteu Balqis salah, maafin yah." Balqis mencium pipi keponakannya gemas. Semakin besar semakin cerewet.

Panggil orang harus sesuai dengan cara ia memanggil. Dasar bocah.

" Ini buah naga merah. Pakai pisang saja yah."

" Cokelat juga."

" Nggak ada Bang."

" Ndak mau. Mau cokelat juga. Ada walna walni juga. Taya mau itu." Taya mengembungkan pipinya tidak suka. Taya mau makan es krim yang cantik, yang ada warna warni sebagai taburannya. Lalu ada buah juga.

Ribet sekali bocah ini, mau makan es krim saja banyak permintaan.

Sepertinya ia ingin makan es krim dengan penyajian ala restoran. Menyusahkan sekali yah.

Untung keponakan yang di sayang.

" Yasudah, Anteu lihat dulu ada taburan warna warni nggak." dari pada menangis lebih baik dituruti saja. Bahaya kalau menangis lalu mencari mama dan ayahnya.

Selagi tantenya sibuk mencari mesis warna warni sebagai taburan, bocah gembul itu sibuk mencolek es krim dengan jari mungilnya. Menjilatnya lalu mencoleknya lagi. Berulang kali, mengabaikan larangan tantenya.

" Untung ada nih, mulai bikin yuk kita. Tapi sebelum itu ayo cuci tangan dulu, tadi Abang abis jilatin. Nggak boleh seperti itu yah, itu jorok."

" Ndak jolok kok. Enak." Bukannya sebal karena mendengar omelan tantenya, Taya malah terlihat senang. Mencuci tangannya hingga baju bagian depannya basah.

" Yaallah Abang, nggak bisa meleng sedikit aja nih sama kamu. Main air sampai basah gini. Gemas Anteu sama kamu, untung sayang yah nak. Ayo ganti baju dulu baru makan es krim."

" Ndak mau. Maam es klim dulu balu ganti baju." Taya melakukan negosiasi dengan tantenya.

" Ganti baju atau es krimnya Anteu makan semua." Balqis suka sekali mengancam keponakannya itu.

" Anteu ndak seluuu. Lapol Necan nih." bocah gembul ini malah memberikan ancaman balik.

Balqis yang melihatnya bukannya merasa takut malah semakin gemas. Keponakannya makin menggemaskan dengan ekspresi yang di buat menakutkan. Padahal lucu begitu kok.

" Ayo ganti baju dulu." putus Balqis final. Mengabaikan protesan bocah gembul itu.

NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang