Part 74

7.1K 565 41
                                    

" Ayooo cepat..." Baheera segera saja memegang tangan mungil putranya cepat.

Taya itu kalau tidak di awasi sedikit saja di tempat yang ia suka bisa hilang, lari entah kemana.

Membuat Mama dan Ayahnya khawatir mencarinya.

" Tunggu Ayah. Ayah lagi turunin barang loh. Abang juga ganti baju dulu." Baheera memberikan pengertian, mengabaikan keinginan putranya untuk dilepaskan tangannya.

" Main ail Mama. Ada ail itu, di laut." wajahnya sudah tidak sabaran.

" Sabar loh Bang, tunggu Ayah." gemas Baheera.

Heran dengan Taya, suka sekali tak sabaran.

" Ayah lama.. Ayoooo. Mau cali Hiu nih."

Mana ada hiu di Anyer, Taya dan imajimasinya. Luar biasa.

" Kita ke kamar dulu, simpan barang lalu nanti main ke pantai." Baheera memberi pengertian lagi.

Harus ekstra sabar memberi pengertian kepada Taya.

" Huh, ndak selu. Mauu main ail sana. Itu ada laut Mama..."

Taya menunjuk ke arah pantai dengan cemberut. Ingin segera lari ke sana, tapi mamanya tidak melepaskan tangannya. Taya mau lari ke sana saja.

" Sabar, ini sudah selesai. Ambil kunci kamar dulu aja."

Taya tak sabaran. Menurutnya itu lama sekali.

" Ndak usah kamal, mau laut Mama..." Taya dan rengekannya membuat orang lain tak sabaran mendengarnya.

Namun bagi Baheera dan Byakta, mendengar rengekan dan celoteh Taya adalah hal yang luar biasa. Kalau Taya mendadak diam maka mereka perlu waspada.

" Iya, sabar yah Nak. Ini kita simpan dulu barangnya. Kalau hilang nanti nggak bisa main ke laut loh."

" Ndak hilang kok. Talu mobil saja."

Baheera menghela napas lelah, ada saja jawaban Taya.

" Kalau kita simpan di mobil nanti repot ganti bajunya. Terus Abang lama deh berenangnya karena harus bolak balik ambil barang ke mobil. Jadi sabar yah nak." jelas Baheera lembut.

Byakta hanya tersenyum saja mendengar obrolan putra dan istrinya itu. Tak ingin ikut campur, nanti yang ada Taya semakin merengek saja.

" Ayoo jalan cepat. Talu cepat." ajaknya tak sabaran, menarik tangan Mamanya untuk segera ke kamar mereka.

Harus banyak sabar dengan Taya.

" Hati-hati yah jalannya." pekik Baheera gemas, soalnya Taya menarik tangannya dengan cepat.

Begitu sampai kamar, bocah gembul itu sudah tak sabar lagi. Ia mengekori Ayahnya yang menyimpan barang. Taya ingin segera berganti pakaian dan segera bermain air di pantai.

Tapi mengganti pakaian itu membutuhkan waktu, orangtuanya juga perlu mengganti pakaian juga. Mana mungkin mereka membiarkan Taya main air di pantai tanpa pengawasan.

Ketika ada orangtuanya saja ia sudah hobby kabur untuk nyemplung, bagaimana jika tidak.

" Ayah sama Mama belenang juga?" Taya antusias melihat orangtuanya mengganti pakaian seperti dirinya.

Matanya berbinar senang, ekspresi wajahnya membuat Baheera dan Byakta tersenyum senang.

" Iya dong, jagain Abang biar nggak dimakan Hiu." goda Byakta gemas.

Taya sudah siap dengan pakian renang, walaupun hanya main di pinggir pantai namun mereka yakin bocah gembul itu akan masuk ke dalam air.

" Waaahhh ada Hiu. Taya mau belenang sama Hiu." pintanya dengan suara penuh kekaguman.

" Siap berenang sama Hiu?" Byakta menggandengan tangan mungil putranya, menuntun Taya menuju pantai.

Mereka cukup beruntung, cuaca di pagi hari ini tidak terlalu panas untuk bermain di pantai.

" Ayo Mama, ayo Mama.." panggilnya begitu menyadari mamanya tak berjalan disampingnya.

" Iyaa, Abang sama Ayah di depan. Mama di belakang."

Langkah Nataya terlihat riang, ia begitu antusias untuk ke pantai. Bermain air, bermain pasir, berlari kesana kemari bersama Ayahnya.

Liburan yang menyenangkan.

NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang