Part 141

4.7K 614 89
                                    

" Mamaaa...."

" Bicaranya pelan-pelan yah. Mama dengar kok Bang." Baheera terus mengingatkan Taya mengenai hobby berteriaknya.

PR sekali sih, tapi tidak apa-apa. Baheera harus banyak bersabar.

" Mama..." panggilnya lagi lebih pelan, tidak lupa senyum manis agar mama tak memberikan nasehat lanjutan.

" Iya Bang. Kenapa nak?"

" Pegi lumah Necan yuk." ajaknya tiba-tiba.

Tumben.

Dahi Baheera mengerut tak duga. Tumben sekali bocah gembul ini minta main ke rumah neneknya.

" Kenapa?"

" Taya mau main sama Anteu Balqis." ujarnya polos.

" Kapan ngobrol sama Auntya?"

" Tadi Mama.. Telepon HP Ayah. Nanti Anteu mau ajak joget Mama."

" Hah?"

Baheera makin tak paham dengan alasan putranya itu.

Jauh-jauh ketemu tantenya cuma untuk joget. Luar biasa sekali. Apa sih yang mereka berdua bicarakan di telepon.

" Mau joget-joget Mama. Kata Anteu nginep lumah Necan aja."

Mata bulat itu mengerjap imut. Penuh bujukan.

" Sudah bilang Ayah?"

Pasalnya Byakta tidak ada bicara apa-apa ke Baheera. Jadi mungkin saja ini ide Taya sepenuhnya.

" Mama bilang Ayah." pinta Taya cepat.

" Abang lah tanya Ayah dulu. Kan yang nyetir Ayah, bukan Mama."

" Ayah sana Mama, kelja. Buka laptop loh." kasih tahunya.

" Makanya Abang kasih tahu Ayah."

" Bilang Kasan aja."

Yasalam, bocah gembul ini tahu sekali memanfaatkan situasi dan mendapatkan keinginanannya tanpa bersusah payah.

Taya tahu kalau ia sudah memberitahu nenek kakeknya untuk menjemput tentu saja akan dijemput.

Tapi tentu saja, Byakta akan kena ceramah panjang lebar akibat ulah bocah gembul ini.

" Mama temani, Abang bilang Ayah dulu. Kalau Ayah bisa kita kesana."

Baheera menolak keinginan Taya untuk menelepon kakeknya.

Dasar pengadu.

" Mama aja..." pintanya penuh rajuk dan bujuk.

" Ayah..."

Baheera sengaja mengabaikan rajukan Taya dan memanggil suaminya yang sibuk mengerjakan pekerjaan kantor yang harus ia selesaikan juga.

" Ayah..." Panggil Baheera lagi.

" Iya. Ada apa Ma?"

Byakta heran melihat keduanya datang ke ruang kerja, padahal tadi sudah bilang kalau ingin menyelesaikan sedikit pekerjaan kantor.

" Abang katanya mau kemana?" pancing Baheera setelah lama menunggu Taya tak membuka suara.

" Abang mau main Nak?"

Byakta inisiatif bertanya, sebab Taya terlihat cemberut karena mama memaksanya bilang sendiri.

" Ndak main.. Mau lumah Necan." jawabnya setelah jeda lama.

" Bobo sana?" Tanya Byakta lagi memastikan. Soalnya dia baru dapat info mengenai hal ini.

" Mau bobo sama anteu Balqis."

" Sore yah berangkatnya. Ayah selesaiin kerjaan dulu boleh?"

" Boleh..." pekiknya bahagia. Berlari memeluk kaki ayahnya senang.

Setelah mendapatkan persetujuan dari ayahnya, Taya langsung kabur menuju kamar. Sepertinya ingin siap-siap.

Entah apa juga yang ingin dibawa.

" Tumben minta mau ke rumah neneknya dia?" tanya Byakta heran, tumben sekali.

" Kayaknya dijanjiin bikin video TikTok sama Balqis. Terbujuk dia." tebak Baheera yakin. Pasalnya ia jadi ingat potongan-potongan cerita Balqis dichat.

" Pantas. Tadi juga video call sama tantenya lama banget. Sok dia, nggak mau diganggu."

Jika mengingat kelakuan Taya sering juga membuat sebal.

" Mas kelarin kerjaan dulu yah. Nanti kita nginap di Depok saja."

" Oke deh. Aku susul Taya dulu di kamarnya. Takutnya itu kamar bakal jadi kapal pecah."

Baheera dan Byakta terkekeh geli membayangakan ulah yang akan dibuat Taya.

" Jangan lupa kabarin rumah yah kalau kita mau kesana. Nginap." Byakta mengingatkan Baheera untuk mengabari orangtuanya.

Pasti mereka senang Taya menginap.

NatayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang